https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Solusi Bedah yang Lebih Baik untuk Anak

Eka Wahyu Pramita | Selasa, 14/08/2018 09:53 WIB

Pembedahan dengan sayatan yang minimal saat ini semakin menjadi tren sebagai pelayanan unggulan rumah sakit. Pembedahan dengan sayatan minimal saat ini kian menjadi tren sebagai pelayanan unggulan rumah sakit (Ilustrasi foto: Shutterstock)

Tangerang - Dahulu, operasi sering meninggalkan bekas luka cukup besar, rasa nyeri pasca bedah yang signifikan dan pemulihannya pun memerlukan waktu yang lebih lama.Pada anak-anak, saat ini  banyak pembedahan  minimal invasif  yang menjadi pilihan utama sebagai solusi permasalahan pembedahan untuk si kecil.

Dokter Spesialis Bedah Anak dari Rumah Sakit Awal Bros Tangerang Dr. Alifi Maulidyan, SpBA menjelaskan pembedahan minimal invasif memerlukan peralatan yang kecil dan sayatan lebih sedikit dibandingkan pembedahan tradisional.

"Anak-anak pun umumnya pulih dalam dalam waktu yang lebih singkat dan luka operasi pun sangat tersamar. Biasanya anak bahkan dapat kembali kembali ke aktivitas normal, bermain dalam waktu yang sangat singkat," ujar Alifi.

Baca juga :
Biaya Pembangunan Rusun TNI AU Jakarta Capai Rp21,3 Miliar
Keuntungan pembedahan minimal invasif dibanding konvensional

• Cedera yang minimal pada jaringan tubuh

Baca juga :
Pejabat Tinggi Kesehatan AS Peringatkan Bahaya Medsos pada Anak-anak
Pembedahan minimal invasif dilakukan dengan cara melakukan sayatan yang kecil di rongga perut,  kemudian dengan bantuan kamera akan mencari permasalahan di rongga perut secara akurat. Dengan demikian, bagian tubuh yang mengalami manipulasi sangat minimal dan tindakan pun akan sangat terfokus & akurat.

• Nyeri yang jauh lebih ringan dibanding pembedahan tradisional, mengingat sayatan yang sangat minimal
• Mengurangi perdarahan
• Scar/bekas luka dan jaringan parut yanglebih minimal
• Masa perawatan yang lebih singkat
• Masa pemulihan yang singkat dan anak bisa kembali beraktivitas yang lebih cepat dibanding operasi tradisional

Baca juga :
WHO Kerepotan Respons Keadaan Darurat yang Makin Banyak
Bagaimana pembedahan dilakukan?

Pembedahan minimal invaid filakukan dengan memasukkan port melalui sayatan yang kecil (key-hole incisions) di rongga perut atau dada. Umumnya, jumlah sayatan yang diperlukan adalah 3-4 buah.

Kamera dengan diameter yang kecil -disebut endoscope- akan dimasukkan melalui port. Kamera inilah yang memberikan pencitraan resolusi tinggi mengenai kondisi di dalam perut anak.

Instrumen lain (seukuran diameter pulpen) akan masuk melalui port untuk melakukan prosedur pembedahan. Metode ini sangat berbeda dengan teknik tradisional.

Sayatan yang umumnya lebih besar pada bedah konvensional berhubungan dengan jaringan sehat lebih banyak mengalami cedera, rasa nyeri pasca bedah lebih signifikan dan penmulihanpun lebih lama.

Single incision laparoscopic

Dengan inovasi teknologi kesehatan, saat ini pembedahan minimal invasif pada perut memungkinkan untuk dilakukan hanya dengan satu sayatan kecil pada pusar (umbilikus).  

Port khusus akan dimasukkan, dan kemudian prosedur pembedahan dilakukan seluruhnya melalui sayatan di pusar. Permasalahan bedah anak yang sangat cukup sering-seperti radang usus buntu (appendisitis), hernia, dan undesensus testis dapat dilakukan melalui pendekatan single incision laparoscopic surgery.

Mengingat bekas sayatan pada teknik ini amatlah kecil, kadang teknik ini juga dikenal sebagai almost no scar surgery.

Kondisi apa saja yang bisa ditangani dengan bedah minimal invasif?

• Radang usus buntu (appendisitis)
• Hernia
• Undesensus testis (testis tidak turun)
• Reseksi saluran cerna
• Biopsi hati (liver biopsy)
• Kolesistektomi (pengangkatan kandung empedu)
• splenectomy
• Kista/massa ovarium anak dan remaja
• Evaluasi nyeri perut kronis
• Evaluasi trauma
• Penyakit Hirschsprung
• Stenosis pilorus hipertrofi
• Koreksi malrotasi saluran cerna

(Eka Wahyu Pramita)
KEYWORD :

Bedah Anak Kesehatan