https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Batasi Jumlah Mahasiswi, Sekolah Ini Manipulasi Data

| Rabu, 08/08/2018 08:50 WIB

Pejabat di Tokyo Medical University mengajukan permintaan maaf setelah penyelidikan internal mengungkapkan hasil yang dimanipulasi mulai tahun 2006  Ilustrasi peralatan medis

Jakarta - Sebuah sekolah kedokteran di Jepang mengakui telah mengubah hasil ujian masuk untuk membatasi jumlah wanita yang diterima di universitas pada Selasa (07/08).

Pejabat di Tokyo Medical University mengajukan permintaan maaf setelah penyelidikan internal mengungkapkan hasil yang dimanipulasi mulai tahun 2006 silam.

Penyelidikan menemukan bahwa sekolah mengurangi poin untuk pelamar perempuan dan menambahkan skor untuk pria.

Baca juga :
Waspada, Jangan Asal Klik! Hati-Hati dan Kenali Ciri Link Phising

Pejabat sekolah melakukannya karena keyakinan bahwa perempuan akan menghentikan karir medis mereka atau mengambil waktu lama absen jika mereka menikah atau memiliki anak.

"Praktik itu tidak lain adalah diskriminasi terhadap perempuan," kata salah satu pengacara yang terlibat dalam penyelidikan itu dilansir UPI.

Baca juga :
Marak Penipuan, Polisi Minta Promotor Beri Informasi Detail Pembelian Tiket Konser

Penyelidikan menemukan bahwa mantan Ketua Masahiko Usui dan mantan Presiden Mamoru Suzuki masing-masing menerima suap dari orang tua siswa yang nilainya meningkat.

Para pejabat universitas mengatakan sekolah tidak akan lagi memanipulasi nilai ujian masuk dan menawarkan untuk menerima siswa potensial yang skor aslinya akan memberi mereka tempat.

Baca juga :
Waspada Penipuan Tiket Konser Coldplay, Ini Kata Kapolda Metro Jaya

"Kami dengan tulus meminta maaf atas kesalahan serius yang melibatkan ujian masuk yang telah menyebabkan kekhawatiran dan masalah bagi banyak orang dan mengkhianati kepercayaan publik," kata Tetsuo Yukioka, direktur pelaksana sekolah, yang mengatakan dia tidak terlibat dalam mengubah skor.

"Saya menduga bahwa ada kurangnya kepekaan terhadap aturan masyarakat modern, di mana perempuan seharusnya tidak diperlakukan berbeda karena gender mereka," tambahnya.

()
KEYWORD :

Tokyo Sekolah Medis Penipuan