https://www.jurnas.com/images/img/conf-Jurnas_11.jpg
Beranda News Ekonomi Ototekno Gaya Hidup Hiburan Olahraga Humanika Warta MPR Kabar Desa Terkini

Pola Tanam secara Tepat dan Akurat dengan MAPDAS

Supianto | Rabu, 20/06/2018 19:08 WIB

MAPDAS adalah model simulasi aliran permukaan daerah aliran sungai (DAS) dengan interval sesaat mendekati real time MAPDAS (Foto: Istimewa)

Jakarta - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian kini telah menghasilkan lagi aplikasi teknologi Model Aliran Permukaan Daerah Aliran Sungai (MAPDAS).

MAPDAS adalah model simulasi aliran permukaan daerah aliran sungai (DAS) dengan interval sesaat mendekati real time. Model ini menggunakan empat parameter input utama simulasi, meliputi koefisien aliran permukaan (Kr), waktu jeda, kecepatan aliran jaringan hidrografi, dan kecepatan aliran lereng.

Kepala Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP), Dedi Nursyamsi menyampaikan, MAPDAS ini melengkapi aplikasi yang sudah ada seperti KATAM, MODIS, dan lain-lain.

Baca juga :
Kurangi Pemalsuan Dokumen, Kementan Dorong Penerapan Sertifikat Elektronik

Selain itu, aplikasi ini juga menyajikan peta wilayah curah hujan di seluruh Indonesia yang senantiasa diupdate secara berkala ujar Dedi menambahkan.

Lebih lanjut Dedi mengatakan bahwa keunggulan MAPDAS dapat diaplikasikan untuk simulasi aliran permukaan pada DAS (daerah aliran sungai) skala mikro hingga skala makro. Kualitas simulasinya juga sangat memadai hingga 90 persen tingkat kemiripan kata Dedi menambahkan.

Baca juga :
Harkitnas 2023, Mentan SYL Dorong Semangat Penguatan Kinerja Sektor Pertanian

Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Dr Harmanto mengatakan bahwa MAPDAS dapat mensimulasi aliran permukaan dalam beberapa skenario perubahan tutupan lahan.

"Berdasarkan ini maka aplikasi ini dapat digunakan untuk membuat rekomendasi pola tanam secara cepat dan akurat," ujar Harmanto.

Baca juga :
Kementan Serius Hadapi Perubahan Iklim yang Ekstrim

"Ke depan, dengan mulai bergesernya pertanian ke arah industri 4.0, tentunya Precision Farming adalah bagian dari yang tidak terelakkan untuk menunjang pertanian digital. Dengan demikian maka model ini secara signifikan akan meningkatkan efisiensi biaya produksi dan proses pengambilan keputusan akan lebih cepat dan tepat," ujar Harmanto menekankan.

Budi Kartiwa Peneliti Hidrologi Balitklimat menjelaskan lebih lanjut bahwa model ini tentunya diharapkan dapat mempermudah para pemangku kepentingan. Misalnya para perencana pertanian, penyuluh, petani akan terbantu dalam menyusun rekomendasi pola tanam terutama untuk tanaman pangan ujar Budi menambahkan.

(Supianto)
KEYWORD :

Kementan MAPDAS