Jum'at, 26/04/2024 06:51 WIB

Pengamat: Indonesia Perlu Sesuaikan Kebijakan dengan Presiden Baru AS

Terpilihnya Trump sebagai presiden, membuat beberapa negara perlu ditindaklanjuti dengan beberapa penyesuaian agenda oleh negara-negara yang berkaitan.

Hikmahanto Juwana

Jakarta - Keunggulan jumlah suara calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, sebanyak 276 poin, membawa Trump sebagai presiden baru Amerika Serikat menggantikan Barack Obama. Trump menjadi presiden AS yang ke-45.

Terpilihnya Trump sebagai presiden, membuat beberapa negara perlu ditindaklanjuti dengan beberapa penyesuaian agenda oleh negara-negara yang berkaitan. Menurut penilaian di beberapa media, Trump akan membuat banyak perubahan kebijakan yang pernah dibuat oleh Obama.

Hikmahanto Juwana, Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia, mengatakan Indonesia pun perlu menyesuaikan diri dengan kebijakan-kebijakan dari presiden baru Amerika Serikat. Mengingat bahwa adanya presiden baru, kebijakan bisa berubah. Penyesuaian diri dilakukan agar hubungan kedua negara bertambah erat dan saling menguntungkan.

"Siapapun yang akan keluar sebagai pemenang dalam pilpres apakah Hillary Clinton atau Donald Trump maka bagi Indonesia harus menghormati hasil tersebut, dan bersedia untuk bekerja sama dengan pemerintahan baru," jelas Juwana di Jakarta, Rabu (9/11), seperti dilaporkan Antara.

Namun demikian, kebijakan luar negeri AS diharapkan tidak banyak berubah dari sebelumnya mengingat birokrasi AS akan memastikan konsistensi kebijakan.

"Hanya, memang, bila Donald Trump terpilih maka pemerintah AS memiliki beban tugas ekstra yaitu meyakinkan bahwa AS dibawah Donald Trump tidak seperti apa yang dikampanyekan oleh Trump, seperti Islamphobia dan isu imigran," ungkap Juwana.

Trump di awal kampanye, memang cenderung akan mengubah beberapa kebijakan yang pernah dijalankan oleh pendahulunya, Obama. Trump juga beberapa kali mengungkapkan akan memberikan "perlakuan ekstrim" kepada imigran dan tidak menyukai kulit berwarna (hitam). Pandangan kontroversinya membuat was-was warga negara Amerika sendiri dan tak sedikit sejumlah negara yang tidak menyukai Trump, terutama Meksiko.[]

KEYWORD :

pemilihan presiden as donald trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :