Sabtu, 20/04/2024 00:01 WIB

Digitalisasi Sekolah di Papua, Mendikbud Bagikan Chromebook

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menyalurkan bantuan berupa tiga laptop Windows, satu proyektor, satu hardisk berisi konten pembelajaran, dan 15 chromebook.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim meninjau penggunaan chromebook di SMP Negeri 14 Sorong (Foto: Muti/Jurnas.com)

Sorong, Jurnas.com - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) meninjau pemanfaatan bantuan alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di SMPN 14 Kabupaten Sorong, Papua Barat pada Rabu (10/2).

Berdasarkan data per 5 Desember 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) telah menyalurkan bantuan berupa tiga laptop Windows, satu proyektor, satu hardisk berisi konten pembelajaran, dan 15 chromebook.

"Saya senang mendengar bahwa TIK, laptop-laptop chromebook yang sudah kita sediakan itu ternyata berguna. Saya senang diminta lebih banyak lagi. Itu artinya digunakan," ujar Mendikbud.

Mendikbud menyadari bantuan TIK ini masih belum sesuai dengan jumlah murid yang ada mengingat sekolah yang lain juga membutuhkan. Namun Mendikbud memastikan, ke depan akan terus mengakselerasi bantuan TIK ini lebih banyak lagi.

"Teman-teman harus menyadari itu bukan alat yang yang murah dan banyak sekali sekolah-sekolah kita juga membutuhkan. Jadi sebenarnya kita harus sharing fasilitas laptop ini tapi insya Allah di tahun-tahun ke depan kita akan terus mengakselerasi ini," tutur Mendikbud.

Dalam kesempatan ini, Mendikbud menjelaskan alasan penggunaan laptop sebagai alat dalam Program Digitalisasi Sekolah. Laptop, kata Mendikbud selain dari sisi maintenance, laptop memiliki durabilitas yang lebih tinggi dan memiliki fungsi yang lebih banyak meskipun bisa dibawa kemana-mana seperti halnya tablet.

"Tadi saya nanya ada yang belajar di komputer untuk nulis laporan. Aduh saya senang banget karena salah satu fungsi kenapa laptop itu baik adalah kemampuan anak-anak untuk belajar menulis," imbuh Mendikbud.

"Belajar menulis itu adalah kompetensi fondasi dari literasi kemampuan untuk berargumentasi melalui tulisan ya untuk melaporkan sesuatu membuat suatu argumen dan itu sangat sulit di tablet," lanjut Mendikbud.

Mendikbud menegaskan daerah-daerah 3T (terluar, tertinggal, dan terbelakang) akan menjadi salah satu area prioritas untuk digitalisasi sekolah.

"Mereka yang benar-benar butuh pemerataan tersebut, butuh akses internet yang berimbang sama seperti di kota," tutur Mendikbud.

Pada saat yang sama, Duta Rumah Belajar Papua Barat, Novita Sari mengatakan kedatangan Mendikbud ke SMPN 14 merupakan pengalaman berharga di Tanah Papua. Di masa pandemi, dukungan pemerintah ditunjukkan oleh Mendikbud melalui apresiasi bagi anak-anak Papua dan Papua Barat. Para siswa tidak hanya menerima bantuan fisik seperti peralatan TIK, tapi juga pilihan-pilihan cara belajar.

"Banyak perubahan ketika anak-anak diberikan bantuan TIK. Semangat belajar mulai meningkat. Awalnya jenuh karena hanya membaca. Sekarang bisa browsing dan mencari sumber belajar yang beraneka ragam. Sekarang pelajaran lebih mudah mereka serap," tutur Novita.

Sejalan dengan itu, siswi SMPN 14 kelas VII, Rofita merasa senang Mendikbud mendukung cita-citanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Sejak ada bantuan laptop saya jadi senang mencari informasi. Tidak hanya untuk belajar, tapi juga untuk mencari inspirasi mengejar cita-cita" kata Rofita.

Begitu juga dengan Andriana, setelah ada bantuan TIK, siswi kelas VIII ini kini bisa belajar mandiri. "Dulu aku sulit mengerti bahasa Inggris. Setelah ada bantuan TIK, aku bisa mandiri mencari tau bagaimana menyusun kalimat bahasa Inggris, bahkan cara mengucapkannya. Aku kemarin baru paham arti how are you?," ujar Andriana.

KEYWORD :

Digitalisasi Sekolah Mendikbud Nadiem Anwar Makarim Chromebook




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :