Sabtu, 20/04/2024 13:31 WIB

Wejangan Menko PMK ke Mahasiswa UT Hong Kong: Atur Rencana Dulu

Muhadjir mengimbau mereka terlebih dahulu menyusun perencanaan yang matang, mengenai apa yang akan dilakukan di Tanah Air.

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy mengapresiasi para pekerja migran Indonesia (PMI) Hong Kong, yang tetap mengeyam pendidikan tinggi di Universitas Terbuka (UT) di tengah kesibukan bekerja.

Para pahlawan devisa ini, menurut Muhadjir, memiliki pengalaman berharga yang tidak dimiliki oleh mahasiswa-mahasiswa lainnya yang menempuh pendidikan tinggi di berbagai kampus konvensional.

"Pengalaman Anda di Hong Kong adalah bahan belajar yang sangat mahal, yang belum tentu mahasiswa lain miliki. Anda harus mampu mengkapitalisasi pengalaman-pengalaman Anda itu, menjadi bagian dari bahan pembelajaran ketika kembali ke Indonesia," kata Muhadjir dalam kegiatan `Webinar UT Hong Kong: Memaknai Peran Mahasiswa Universitas Terbuka Luar Negeri dalam Kampus Merdeka` pada Minggu (7/2).

Apabila para PMI tersebut nantinya ingin kembali ke Indonesia, Muhadjir mengimbau mereka terlebih dahulu menyusun perencanaan yang matang, mengenai apa yang akan dilakukan di Tanah Air.

Pasalnya, Menko PMK kerap kali menemukan lulusan luar negeri yang berhasil di negeri orang, namun malah kembali ke titik nol saat pulang ke Indonesia, akibat tidak memiliki perencanaan.

"Ketika datang ke Indonesia, lama-lama apa yang ditabung malah habis untuk makan sehari-hari. Kemudian (ekonominya) kembali seperti sedia kala, seperti sebelum dia berangkat ke luar negeri," ujar Muhadjir.

Karena itu, lanjut Muhadjir, Universitas Terbuka berperan penting untuk memberikan informasi-informasi mendasar kepada lulusan yang saat ini belajar di UT luar negeri, agar tidak gagap sepulangnya ke Tanah Air.

"Jadi upayakan anda memiliki self-planning, perencanaan diri. Kalau anda sudah punya rencana itu, nanti pulang ke Indonesia mau jadi apa dengan pengalaman yang didapat dari Hong Kong," imbau dia.

Dalam kesempatan yang sama, Rektor Universitas Terbuka, Ojat Darojat mengatakan selain Hong Kong, saat ini mahasiswa UT tersebar di 91 negara.

Mereka berkuliah dengan memanfaatkan metode pembelajaran jarak jauh (PJJ), berbekal pengalaman 36 tahun UT sebagai penyelenggaran PJJ.

"UT telah dijadikan sebagai acuan oleh masyarakat dan teman-teman pendidikan tinggi. Sekarang, perguruan tinggi baik yang PTN (perguruan tinggi negeri) dan PTS (perguruan tinggi swasta) merapat ke UT, belajar bagaimana mengembangkan dan mengelola pendidikan jarak jauh," kata Ojat.

Selain untuk memperluas akses bagi masyarakat terhadap pendidikan tinggi, Ojat menyebut keberadaan UT dengan sistem PJJ berguna untuk mengatasi learning lost di tengah pandemi Covid-19.

Caranya ialah dengan membuka seluruh bahan ajar digital, agar dapat diakses secara gratis baik oleh mahasiswa, dosen, tenaga pendidikan, maupun masyarakat umum.

"Seluruh bahan ajar digital untuk mendukung mata kuliah bisa dimanfaatkan dengan optimal. Karena kita semua merasakan penderitaan yang luar biasa selama pandemi Covid-19 ini," terang Ojat.

Konsul Jenderal KJRI Hong Kong, Ricky Suhendar menyebut UT berperan penting dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia Indonesia, termasuk para PMI di Hong Kong.

Ricky juga bangga dengan para PMI yang sanggup menempuh jenjang pendidikan tinggi di tengah kesibukan kerja yang sangat padat.

"Tentu saja sangat berat, karena harus memiliki disiplin diri, inisiatif, dan juga motivasi yang kuat. Di sinilah tantangan yang harus dihadapi teman-teman semua untu terus belajar," ujar Ricky.

KEYWORD :

Menko PMK Muhadjir Effendy Universitas Terbuka Hong Kong Mahasiswa UT




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :