Rabu, 24/04/2024 01:54 WIB

Para Pendukung Tak Terima Pemimpin Oposisi Rusia Dihukum Penjara

Pemimpin oposisi telah memanggil para pendukungnya untuk melakukan protes setelah dia ditahan dari bandara di Moskow.

Alexei Navalny (Foto:via Independent)

Jakarta, Jurnas.com - Pengadilan di Moskow menghukum pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny lebih dari dua setengah tahun penjara pada Selasa (02/02) waktu setempat.

Dilansir Scroll, Rabu (03/02), putusan itu mengatakan bahwa dia melanggar ketentuan masa percobaannya saat memulihkan diri di Jerman dari keracunan zat saraf. Putusan itu memicu protes di Moskow dan St Petersburg.

Navalny ditangkap pada 17 Januari saat ia kembali ke Rusia dari Jerman untuk pertama kalinya sejak diracuni dengan agen saraf, yang ia tuduh dilakukan oleh pemerintah Presiden Vladimir Putin. 

Pemimpin oposisi telah memanggil para pendukungnya untuk melakukan protes setelah dia ditahan dari bandara di Moskow.

Keputusan pengadilan untuk mengubah hukuman yang ditangguhkan pada tahun 2014 menjadi hukuman penjara sebenarnya akan membuat Navalny menjalani hukuman penjara yang lama untuk pertama kalinya. 

Pengacaranya, Olga Mikhailova, mengatakan ini berarti Navalny akan menjalani hukuman sekitar dua tahun delapan bulan penjara. 

Setelah keputusan itu diumumkan pada Selasa sekitar pukul 8 malam, para pengunjuk rasa bergegas ke pusat kota Moskow dan berkumpul di jalan utama St Petersburg, Nevsky Prospekt.

Polisi anti huru hara helm dilaporkan menangkap pengunjuk rasa dan memasukkan mereka ke dalam kendaraan polisi. Situs berita yang berbasis di Latvia, Meduza, menunjukkan video polisi dengan kasar menarik penumpang dan sopir ke luar taksi. Protes dilaporkan berlangsung hingga sekitar jam 1 pagi.

Sekitar 1.400 orang ditahan di Rusia selama protes Selasa untuk mendukung Navalny, kata pengawas hak asasi manusia, menurut BBC. Di Moskow, polisi anti huru hara dilaporkan terlihat memukuli para pengunjuk rasa dengan tongkat.

Sementara itu, Inggris, Jerman, Prancis, Amerika Serikat, dan Uni Eropa mengecam keputusan tersebut, tetapi Moskow menuduh Barat mencampuri urusannya.

"Kami mengulangi seruan kami kepada pemerintah Rusia untuk segera dan tanpa syarat membebaskan Navalny, serta ratusan warga Rusia lainnya yang ditahan secara tidak sah dalam beberapa pekan terakhir karena menggunakan hak mereka, termasuk hak atas kebebasan berekspresi dan berkumpul secara damai," ujar Sekretaris Negara Antony Blinken.

Pada 23 Januari, polisi Rusia menahan lebih dari 3.000 orang, dan menggunakan kekerasan untuk membubarkan demonstrasi ketika puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan untuk menuntut pembebasan pengkritik Kremlin. Istri aktivis Yulia Navalnaya ditahan sebentar di rapat umum sebelum dibebaskan.

Pria 44 tahun itu dituduh melanggar ketentuan hukuman percobaan karena penggelapan dalam sebuah kasus. Aktivis itu menegaskan bahwa tuduhan terhadapnya dibuat-buat.

KEYWORD :

Pemimpin Oposisi Rusia Aksi Demonstrasi Alexei Navalny




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :