Selasa, 23/04/2024 21:16 WIB

YKPI Libatkan Bidan Tingkatkan Kesadaran Deteksi Dini Kanker Payudara

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar mengatakan, upaya ini dilakukan untuk meningkatan kesadaran masyarakat khususnya kaum perempuan, dalam memeriksakan kesehatan payudara.

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) melibatkan bidan seluruh Indonesia untuk meningkatkan deteksi dini kanker payudara, dengan metode periksa payudara secara medis (Sadanis).

Ketua YKPI Linda Agum Gumelar mengatakan, upaya ini dilakukan untuk meningkatan kesadaran masyarakat khususnya kaum perempuan, dalam memeriksakan kesehatan payudara.

"Menurut fakta di lapangan, 70 persen pasien datang ke medis ketika kanker payudara sudah berada di stadium lanjut. Ini sangat memprihatinkan," ujar Linda dalam webinar `Peran Bidan pada Skrining dan Deteksi Dini Kanker Payudara` pada Selasa (2/2), yang diisi oleh spesialis bedah onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk.

Dengan menggandeng para bidan yang bernaung di bawah Ikatan Bidan Indonesia (IBI), Linda berharap angka kanker payudara stadium lanjut di Indonesia dapat ditekan.

"Bidan sangat berperan dalam kampanye Sadanis di masyarakat. Kita sadar bahwa proses pembangunan dalam negara akan berhasil bila dilakukan bersama, dan melibatkan tiga pilar pembangunan yaitu masyarakat, pemerintah, dan swasta," terang Linda.

Ketua Umum IBI, Emi Nurjasmi menyebut kolaborasi antara pihaknya dengan YKPI sudah tepat. Sebab, tugas pokok dan fungsi bidan salah satunya ialah mengenai kesehatan organ reproduksi.

Apalagi, lanjut Emi, IBI memiliki struktur kepengurusan hingga ke level kecamatan di 34 provinsi, 522 kabupaten/kota, dan 54.451 kecamatan.

"Kami bisa menggerakkan teman-teman bidan untuk memberikan perhatian yang lebih pada deteksi dini kanker payudara, agar masyarakat mennjaga kesehatannya sendiri, salah satunya dengan melakukan Sadari (Periksa Payudara Sendiri)," kata Emi.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Cut Putri Arianie mengatakan kanker secara umum merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia.

Berdasarkan data Globocan 2020, diperkirakan satu dari lima orang di seluruh dunia menderita kanker. Dan yang terbanyak ialah kanker payudara, yakni sekitar 24,5 persen dari seluruh jenis kanker.

"Begitu juga di Indonesia. Kanker payudara merupakan jumlah kanker tertinggi. Bahkan kanker menempati urutan kedua penyakit pada 2019 dengan porsi pembiayaan paling besar dalam BPJS," terang Cut.

Karena itu, Cut menyarankan agar masyarakat mencegah kanker dengan cara menghindari faktor risiko, seperti menjaga hidup sehat, berolahraga, menghindari rokok, dan menjauhi gula.

KEYWORD :

YKPI Linda Agum Gumelar Ikatan Bidan Indonesia Kanker Payudara Deteksi Dini




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :