Jum'at, 19/04/2024 17:07 WIB

Myanmar Dikudeta, Pemulangan Pengungsi Rohingya Terhenti?

Proses repatriasi yang didukung PBB gagal dilakukan. Bangladesh juga mulai mengirim beberapa pengungsi ke pulau terpencil di Teluk Benggala.

Pengungsi Rohingya duduk di bangku kayu kapal angkatan laut dalam perjalanan ke pulau Bhasan Char di distrik Noakhali, Bangladesh. (Foto: Reuters)

Dhaka, Jurnas.com - Bangladesh menyerukan perdamaian dan stabilitas di Myanmar setelah kudeta militer pada Senin (1/2), guna menjaga proses pemulangan (repatriasi) pengungsi Rohingya tetap berjalan.

Bangladesh yang berpenduduk mayoritas Muslim telah melindungi 1 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari kekerasan di Myanmar yang mayoritas beragama Buddha, di mana sebagian besar dari mereka tidak diberi kewarganegaraan.

Proses repatriasi yang didukung PBB gagal dilakukan. Bangladesh juga mulai mengirim beberapa pengungsi ke pulau terpencil di Teluk Benggala.

"Kami gigih dalam mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan Myanmar dan telah bekerja dengan Myanmar untuk pemulangan secara sukarela, aman dan berkelanjutan dari Rohingya yang ditampung di Bangladesh," kata Kementerian Luar Negeri Bangladesh dikutip dari Reuters.

"Kami berharap proses ini terus berlanjut dengan sungguh-sungguh," sambung Kemlu Bangladesh.

Militer Myanmar mengkudeta pemerintah Aung San Suu Kyi yang terpilih secara demokratis. Dia ditahan bersama dengan para pemimpin lain dari partai Liga Nasional untuk Demokrasi dalam penggerebekan Senin dini hari.

"Kami berharap proses demokrasi dan pengaturan konstitusional akan ditegakkan di Myanmar," imbuh pernyataan tersebut.

Reputasi internasional Suu Kyi rusak setelah dia gagal menghentikan pengusiran paksa ratusan ribu etnis Rohingya dari Negara Bagian Rakhine barat pada tahun 2017.

Namun demikian, Rohingya di Bangladesh mengungkapkan kekhawatirannya terhadap rakyat mereka yang masih berada di Myanmar menyusul penggulingan Suu Kyi oleh militer.

KEYWORD :

Myanmar Darurat Militer Kudeta Aung San Suu Kyi Pengungsi Rohingya




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :