Jum'at, 19/04/2024 11:09 WIB

UGM Sematkan Profesi Insinyur Menteri KKP, Sekjen PDIP, dan Mentan Timor Leste

UGM memecahkan rekor dengan 1.367 lulusan berprofesi insinyur. 

Penyematan gelar profesi insinyur di UGM

Jakarta, Jurnas.com - Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyematkan gelar profesi insinyur kepada tiga tokoh pada Selasa (19/1/2021).

Mereka adalah Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono; Menteri Pertanian dan Perikanan Timor Leste Pedro dos Reis; dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Sebelum dilantik UGM, Menteri Trenggono dan Hasto sama-sama sudah menerima gelar Insinyur Profesional Utama (IPU). Serah terimanya dilaksanakan pada awal tahun ini bersama dengan Arifin Tasrif, yang juga Menteri ESDM RI.

Trenggono dan Hasto hadir langsung di Kampus UGM, Yogyakarta, saat acara Pelantikan Insinyur Program Studi Program Profesi Insinyur Semester Gasak TA 2020/2021 Universitas Gadjah Mada (UGM). Sementara Pedro hadir secara daring dari Timor Leste.

Di acara itu, hadir juga Ketua Umum Perhimpunan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto dan Dirjen Dikti Kemendikbud Nizar.

Prosesi pelantikan dimulai dengan pembacaan janji profesi insinyur yang dipandu oleh Heru Dewanto. Lalu diikuti dengan penyerahan sertifikat profesi insinyur, dan pemberian helm tanda profesi insinyur utama sudah sah.

Wakil Rektor UGM, Prof. Djagal Wiseso Marseno, mengatakan pihaknya bangga karena pelantikan kali ini membantu UGM memecahkan rekor dengan telah melantik 1.367 lulusan berprofesi insinyur. Diharapkan semua lulusan ini bisa berkontribusi secara nyata dalam pembangunan Indonesia.

"Jika di China terbanyak insinyurnya, bertumpu pada profesionalisme insinyur dan manajemen pengelolaan iptek-nya. Dan kini China leading dalam banyak hal. Oleh karenanya, menjadi langkah kita adalah mencetak insinyur profesional sehingga bisa berkontribusi pada pembangunan Indonesia," kata Prof. Djagal Wiseso Marseno.

Dekan Fakultas Teknik UGM, Ali Agus, mengakui bahwa pelantikan kali ini memang menjadi istimewa. Karena keberadaan dua orang menteri dari dua negara dengan ditambah keberadaan Hasto Kristiyanto, sebagai pesertanya.

"Kita tahu PDIP itu membela rakyat kecil yang simbolnya adalah kepala banteng," kata Ali Agus.

Dijelaskannya, program profesi insinyur ini bukan hanya memastikan gelar insinyur, tapi juga sertifikasi insinyur profesional , hingga kartu kesatuan alumni UGM (Kagama).

"Selamat mengabdi dalam profesi keinsinyuran di tempat masing masing," kata Agus Ali.

Sakti Wahyu Trenggono, dalam sambutannya, mengatakan bahwa ternyata mendapat gelar profesi insinyur itu berat. Dan lebih berat lagi beban yang harus dihadapi setelahnya karena mempunyai konsekuensi tanggung jawab besar.

Trenggono lalu bercerita, bahwa sebelum ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan, dirinya ditugaskan sebagai Wakil Menteri Pertahanan. Di sana, dia menemukan betapa Indonesia memiliki banyak orang pintar dan hebat, namun seluruh sektor serta teknologi justru dikuasai oleh asing.

"Pertahanan kita boleh dibilang 99 persen dikuasai teknologi asing. Makanya ini berat tantangannya," kata Trenggono.

Begitupun ketika ditugaskan di Kementerian Kelautan dan Perikanan, Trenggono menemukan bahwa selama ini Indonesia terlalu banyak mengeksploitasi wilayah darahnya. Padahal wilayah lautnya lebih luas, yang ironinya lebih banyak dieksploitasi oleh asing.

"Saya menemukan bahwa kita butuh teknologi hebat yang harus kita ciptakan sendiri, sehingga bisa kita gunakan sumber daya kita itu demi kesejahteraan rakyat Indonesia. Pada titik ini dibutuhkan peran serta para insinyur kita sendiri," kata Trenggono.

"Tantangan ke depan adalah bagaimana kita membawa beban sebagai insinyur untuk bisa berbuat sesuatu demi memajukan bangsa ini. Tantangan kita sangat besar. Impor kita sangat besar. Bahkan makanan kita dikuasai luar. Untuk itu, selamat bekerja dan mohon dukungan para insinyur baru untuk membantu negara kita, bersama-sama mewujudkan Indonesia Maju," pungkas Trenggono.

Adapun Hasto menyebut pencapaian ini merefleksikan bahwa bangsa Indonesia perlu terus menerus belajar menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Khususnya demi mendorong kesadaran betapa Indonesia lebih butuh menjadi produktif dan inovatif dibanding berkonflik sendiri di dalam negeri.

"Insinyur Indonesia memiliki tanggung jawab menjalankan kampanye ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia berdikari sesuai semangat Pancasila," katanya.

Ketua Umum PII Heru Dewanto mengatakan keinsinyuran pada hakikatnya adalah transformasi untuk memastikan tantangan jadi peluang, yang tak mungkin menjadi mungkin, lewat temuan dan inovasi.

Insinyur memainkan peran penting dalam menyelesaikan masalah dunia. Termasuk mewujudkan sustainable development goals (SDGs). Juga berperan, termasuk dalam menghadapi masalah pandemi Covid-19 yang saat ini sedang dihadapi dunia.

"Maka kami mengucapkan selamat bergabung dengan para insinyur," kata Heru.

KEYWORD :

Universitas Gadjah Mada Profesi Insinyur Iptek Heru Dewanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :