Selasa, 23/04/2024 23:18 WIB

Perpadi Minta Pemerintah Kurangi Impor Beras Khusus

Petani lokal saat ini sudah mampu memproduksi beras khusus. Karena itu, merintah harus mulai membatasi impor beras khusus.

Tampak seorang karyawan di Bulog menata beras (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Petani lokal saat ini sudah mampu menyediakan berbagai macam beras khusus yang bisa menjadi pilihan dunia usaha restoran dan perhotelan dalam negeri.

Ketua Umum Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi), Sutarto Alimoeso kepada Jurnas.com mengatakan, pemerintah harus mulai membatasi impor beras khusus.

"Pada dasarnya beras yang betul-betul khusus yang kita tidak bisa produksi itu tidak banyak sebenarnya contohnya, basmati. Kepentingan dalam negeri ada karena untuk restoran. Kalau itu kami oke-oke saja," ujar Sutarto, Minggu, Jakarta (17/1).

Saat ini, pemerintah masih membuka keran impor beras khusus untuk sejumlah restoran dan hotel dalam negeri, seperti beras pulen, beras wangi dan jasmine rice dari Thailand, Vietnam dan Kamboja.

Menurut Sutarto, petani dalam negeri saat ini juga sudah mampu memproduksi beras khusus, misalnya pandan wangi, solok, rojolele, mentik wangi dan mentik wangi susu.

"Kurang apa kita sebetulnya. Jadi, menurut saya, itu yang harus ditertibkan. Saya pikir hotel terlalu berlebihan harus mengimpor beras jasmine rice dari negera tetangga karena kita bisa memproduksi," ujar Sutarto.

"Saya sudah lama mengusulkan beras khusus yang betul khusus itu ya beras basmati, yang memang benar-benar kita belum bisa nanam. Tapi kalau beras pulen dan yang wangi-wangi itu kita punya," sambungnya.

Bukan hanya itu, Sutarto bahkan mengatakan sudah mengusulkan dari dulu untuk berhenti mengimpor broken rice karena penggilingan dalam negeri juga sudah mampu memproduksi.

"Jadi, alasannya kan untuk industri tepung. Udalah broken-nya beli aja dalam negeri. Ini yang kadang-kadang pelaku usaha atau terkait dengan impor ini harus perhatikan," katanya.

KEYWORD :

Beras Impor Beras Khusus Sutarto Alimoeso Perpadi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :