Presiden Joko Widodo saat meresmikan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Senin 11 Januari 2020. (Foto: Tangkap layar/ Jurnas.com)
Jakarta, Jurnas.com - Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) mempertanyakan efektivitas pupuk subsidi saat membuka Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian Tahun 2021 di Istana Negara, Jakarta, Senin (11/1).
Sebelum membahas pupuk, Jokowi membahas komoditas pertanian yang masih menjadi langganan impor, seperti kedelai, bawang putih, gula, jagung dan beras. Namun, tiba-tiba dia teringat dengan penyaluran subsidi pupuk yang telah diberikan negara.
"Pupuk. Saya jadi ingat soal pupuk. Berapa puluh tahun kita subsidi pupuk. Setahun berapa subsidi pupuk? Berapa buk Menteri Keuangan? Rp 30 triliun? Rp 33 triliun seingat saya," kata Jokowi.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengaku heran lantaran puluhan triliun dana yang sudah disalurkan kepada petani belum memberikan kontribusi yang signifikan terhadap negara.
"Rp 33 triliun kembaliannya apa? 5 tahun berapa triliun? 10 tahun berapa triliun? Kalau 10 tahun berarti sudah Rp 330 triliun. Angka itu besar sekali," kata Jokowi dengan nada tinggi.
Jokowi pun meminta agar penyaluran pupuk subsidi dievaluasi. "Kalau setiap tahun kita kelaurgakan subsidi pupuk sebesar itu kemudian tidak ada lompantan di sisi produksinya berarti ada yang salah. Artinya tolong ini dievaluasi," kata Jokowi.
Dilansir dari CNBC, Kementerian Pertanian (Kementan) pada 2017 telah mengalokasikan subsidi Rp 31,33 triliun untuk program subsidi pupuk bagi pertani dengan perhitungan subsidi Rp 3.010 per kilogram.
Pada 2018, anggaran subsidi pupuk turun menjadi sebesar Rp 28,5 triliun. Kemudian, 2019 Kementan mengalokasikan pupuk bersubsidi sebanyak 9,55 juta ton dengan anggaran sebesar Rp 29 triliun dan 2020 alokasi pupuk subsidi 2020 menjadi sebanyak 8,9 juta ton atau senilai Rp 29,7 triliun.
KEYWORD :pupuk subsidi jokowi kementerian pertanian syahrul yasin limpo