Sabtu, 20/04/2024 04:00 WIB

Kasus COVID-19 Eropa Lampaui 25 Juta

Dengan hanya sepersepuluh dari populasi dunia, Eropa tetap menjadi kawasan yang paling parah terkena dampak, dengan hampir 30 persen kasus global dan kematian.

Seorang pekerja medis yang mengenakan pakaian pelindung bersiap untuk mengangkut kasus dugaan virus corona (COVID-19) di Rabat, Maroko pada 1 April 2020 [Jalal Morchidi / Anadolu Agency]

Brussels, Jurnas.com - Kasus virus corona (COVID-19) di Eropa melampaui 25 juta pada Kamis (7/1). Beberapa negara memulihkan atau memperpanjang penguncian karena kebangkitan kembali pandemi mengancam layanan kesehatan.

Menurut penghitungan Retuers, Eropa telah mencatat setidaknya 25.016.506 kasus dan 559.863 kematian sejak dimulainya pandemi, baru-baru ini melaporkan lebih dari satu juta kasus baru setiap empat hari.

Dengan hanya sepersepuluh dari populasi dunia, Eropa tetap menjadi kawasan yang paling parah terkena dampak, dengan hampir 30 persen kasus global dan kematian.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson memperingatkan bahwa varian COVID-19 yang pertama kali diidentifikasi di negara itu menyebar begitu cepat sehingga berisiko membebani sistem perawatan kesehatan dalam 21 hari.

"Jelas bahwa kami perlu berbuat lebih banyak bersama-sama untuk mengendalikan varian baru ini sementara vaksin kami diluncurkan," kata Johnson dalam pidatonya kepada negara itu saat mengumumkan penguncian akan berlangsung setidaknya enam minggu pada Selasa (5/1).

Jerman, yang saat ini melaporkan kematian harian tertinggi di wilayah tersebut, dengan lebih dari 600 kematian setiap hari dalam rata-rata mingguan, memperpanjang penguncian nasionalnya hingga akhir Januari.

Kanselir Angela Merkel memperingatkan bahwa rumah sakit di seluruh negeri sudah kewalahan, terutama unit perawatan intensif.

Di Italia, pembatasan yang diberlakukan selama liburan Natal diperpanjang hingga 15 Januari, sementara di Yunani pemerintah memberlakukan penguncian yang ketat dari 3 Januari hingga 11 Januari.

Wabah baru telah memicu perdebatan tentang bagaimana meluncurkan vaksin di seluruh kawasan, dengan beberapa negara mempertimbangkan untuk bergabung dengan Inggris dalam memvaksinasi sebanyak mungkin orang dengan satu dosis.

Negara-negara di Eropa timur tetap yang paling parah terkena dampak virus tersebut, terhitung lebih dari 30 persen dari beban kasus di kawasan itu, menurut analisis Reuters.

Rusia, yang merupakan negara Eropa pertama yang melaporkan lebih dari 3 juta kasus bulan lalu, hanya berada di belakang India dan Brasil sebagai negara yang paling terkena dampak di dunia.

Slovakia telah mengalami rekor jumlah kasus baru dan rawat inap dalam beberapa hari terakhir, dengan lebih dari 2.900 kasus tercatat pada hari Selasa (5/1).

KEYWORD :

Kasus COVID-19 Eropa Varian Baru Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :