Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo bersama Gurbenur Sulawesi Barat, Ali Baal Masdar dan Bupati Polewali Mandar, Andi Ibrahim Masdar melakuan panen komoditas kedelai di Desa Bumiayu, Kecamatan Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar, Rabu 4 November 2020. (Foto: Jurnas/Kementan))).
Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo minta didoakan agar persoalan kedelai yang tengah jadi sorotan belakangan ini karena harganya melambung tinggi cepat selesai.
"Doain ya dik bisa cepat selesai. Tidak gampang," kata Syahrul kepada awak media di sela-sela operasi pasar kedelai di Kalideres, Jakarta Barat, Kamis (7/1).
Berdasarkan data Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) harga kedelai saat ini melonjak hingga Rp9.300 per kilogram dari harga tiga bulan lalu yang masih di kisaran Rp6.000-Rp7.000 per kilogram.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu mengatakan bahwa masalah yang dihadapi perajin tahu tempe saat ini hanya sebatas harga, sebab pasokan kedelai impor masih aman.
"Yang mereka keluhkan cuma karena harga naik saja. Pasokan nggak ada masalah. Oleh karena itu kalau harga tahu dan tempe dia nggak naikkan, dia rugi kan. Nah itu juga harus kita jaga," ujar Syahrul.
"Nah, sekarang sudah ada kesepakatan terhadap standar supaya semua bisa tetap berjalan dengan baik. Tentu ini menghilangkan ego sektoral. Dan kita capai angka Rp 8.500 per kg itu secara nasional," sambungnya.
Sementara itu, Syahrul mengatakan bahwa dalam 200 hari ke depan akan menggenjot produksi kedelai dalam negeri. Sehingga, ketergantungan impor untuk produksi tahu dan tempe bisa ditekan.
"Lalu 200 hari ke depan saya akan melakukan loncatan produktivitas. Ini importir juga siap menerima, karena kedelai kita pada dasarnya sangat bagus untuk tempe dan tahu, lebih gurih, dan lain-lain," tutupnya.
KEYWORD :harga kedelai Syahrul Yasin Limpo kementerian pertanian
