Sabtu, 20/04/2024 12:31 WIB

Menlu Retno Kenang Diplomasi Siang Malam di Awal Pandemi COVID-19

Khusus melalui platform multilateral, Kemenlu terus aktif mengamankan potensi perolehan vaksin hingga 20% penduduk melalui mekanisme COVAX-AMC.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyambut Kedatangan Vaksin COVID-19 Sinovac Tahap Kedua di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis 31 Desember 2021. (Foto: Kemenlu)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) mendukung upaya penanganan pandemi virus corona (COVID-19) dari aspek kesehatan, sebagai bagian dari prioritas diplomasi Indonesia.

"Saya masih ingat bagaimana diplomasi bekerja siang malam untuk memenuhi kebutuhan alat diagnostik dan terapeutik terutama di awal pandemi," kata Menlu Retno pada acara Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri (PPTM) 2021, yang digelar secara virtual di Jakarta, Rabu (6/1).

Menlu Retno menjelaskan, selain memenuhi kebutuhan jangka pendek, diplomasi juga bergerak mendukung ketahanan dan kemandirian nasional di bidang kesehatan.

"Beberapa contoh, diplomasi bergerak hingga sejumlah perusahaan Indonesia berhasil memperoleh sertifikat ISO 16603 dan 16605 untuk bahan APD agar ke depan Indonesia bisa jadi pemasok APD dunia," terang Menlu Retno.

"Diplomasi juga bergerak agar Indonesia dapat membangun kemandirian nasional untuk obat-obatan dan bahan baku obat," sambungnya.

Untuk vaksin, lanjut Retno, diplomasi terutama digerakkan untuk meratakan jalan dan membuka akses komitmen kerja sama vaksin baik secara bilateral dengan berbagai pihak maupun melalui platform multilateral.

"Prinsip vaksin sebagai public goods, akses setara, aman dan dengan harga terjangkau secara konsisten diusung Indonesia sejak awal pandemi," ungkap Menlu Retno.

Menlu Retno mengatakan, khusus melalui platform multilateral, Kemenlu terus aktif mengamankan potensi perolehan vaksin hingga 20% penduduk melalui mekanisme COVAX-AMC.

Selain itu, Kemenlu juga aktif berkontribusi untuk memperkuat ketersediaan vaksin melalui keanggotaan Indonesia dalam CEPI Investors
Council serta potensi kemitraan Bio Farma dengan CEPI untuk manufacturing vaksin global.

Komitmen ini juga telah diusung selama memegang keketuaan pada Foreign Policy and Global Health Initiative (FPGH) tahun 2020 dengan tema "Affordable Health Care for All".

Menlu Retno mengatkan, Kemenlu juga mendorong terbentuknya mekanisme ketahanan dan kesiapsiagaan kawasan dan global terutama untuk hadapi pandemi kedepan.

Mekanisme tersebut antara lain melalui Kesepakatan ASEAN mengenai berbagai mekanisme ketahanan kesehatan kawasan; mendorong reformasi WHO untuk perkuat sistem kesiapsiagaan global; dan di PBB, Kemenlu menginisiasi tiga resolusi terkait kesehatan/pandemi.

Resolusi tersebut yakni, Global Solidarity to fight COVID-19, Global Health and Foreign Policy: Strengthening Health System Resilience through Affordable Healthcare for All dan International cooperation to address challenges faced by seafarers as a result of the COVID-19 pandemic to support global supply chains.

"Sebagai Ketua Badan Sektor Kesehatan ASEAN periode 2020-2022, Indonesia akan terus memastikan implementasi berbagai kesepakatan ASEAN dalam merespon pandemi COVID-19," kata Menlu Retno. 

KEYWORD :

Retno Marsudi Diplomasi Kemenlu Pandemi Virus Corona




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :