Kamis, 25/04/2024 11:48 WIB

Cendekiawan Muslim Serukan Boikot Ekonomi Massal Israel

Warga Palestina berkumpul untuk melakukan protes terhadap perjanjian antara UEA dan Israel di Tepi Barat pada 14 Agustus 2020 [Issam Rimawi / Anadolu Agency]

Teheran, Jurnas.com - Persatuan Cendekiawan Muslim Internasional menyerukan boikot massal terhadap Israel atas pendudukannya di wilayah Arab, dan serangan terhadap Muslim di Palestina dan Dataran Tinggi Golan di Suriah.

"Kami menyerukan untuk memboikot rezim Israel, yang saat ini menduduki Masjid Al-Aqsa, menyerang saudara dan saudari kita di Dataran Tinggi Golan di Suriah, dan di Palestina serta menghancurkan tanah dan rumah mereka," katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari Press TV.

Pernyataan yang ditandatangani Presiden Ahmed er-Raysuni dan Sekretaris Jenderal Ali al-Qaradaghi, menekankan bahwa melawan pendudukan dengan cara yang sah dan mengusir penjajah adalah kewajiban moral menurut Islam, dan diakui hukum internasional serta resolusi PBB.

"Mereka yang membeli atau memasarkan barang milik penjajah diakui sebagai orang berdosa yang bersekongkol dalam kejahatan ini. Karena itu, kami menyerukan kepada semua Muslim untuk boikot ekonomi massal terhadap Israel sampai mereka menarik diri dari semua wilayah pendudukan," ujarnya.

Seruan itu muncul ketika empat negara baru, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko menormalisasi hubungan dengan rezim Israel pada tahun 2020, bergabung dengan Mesir dan Yordania sebagai satu-satunya negara Arab lainnya yang melakukannya.

Kesepakatan normalisasi telah dikecam oleh semua faksi Palestina sebagai pengkhianatan terhadap perjuangan mereka.

Sementara itu, pemboikotan produk Israel di seluruh dunia telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir dan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan Israel.

November lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mengumumkan keputusan Departemen Luar Negeri untuk mencantumkan gerakan humaniter rezim anti-Israel Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) sebagai organisasi anti-Semit.

Gerakan BDS dimulai lebih dari 15 tahun yang lalu sebagai protes terhadap pendudukan Israel atas tanah Palestina. Gerakan tersebut telah berkampanye untuk memboikot semua barang Israel, serta kegiatan akademis dan budaya.

Israel dan sekutunya di Washington telah lama bersatu melawan BDS, yang terinspirasi gerakan anti-apartheid Afrika Selatan. Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) berusaha untuk meningkatkan kesadaran tentang perjuangan Palestina selama puluhan tahun untuk kebebasan dan keadilan.

KEYWORD :

Boikot Ekonomi Massal Israel Cendekiawan Muslim Palestina Dataran Tinggi Golan Pendudukan Zionis




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :