Kamis, 18/04/2024 21:50 WIB

Kaleidoskop 2020, Penanganan Covid-19 Hingga Kasus Penimbunan Masker

Tahun 2020, Pemerintah, Satgas Penanganan Covid-19, TNI-Polri berusaha keras memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Swab Antigen di Statiun Gambir. (Foto : Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Tahun 2020 banyak yang menyebut sebagai tahun Pandemi. Yup di tahun inilah coronavirus 2019 (SARS-CoV-2) atau yang akrab disebut Covid-19 menjadi “hantu” yang menakutkan. Berawal dari Wuhan, China lalu melanda ke beberapa negara di Benua Eropa. Salah satunya Italia yang paling banyak warganya terpapar virus tersebut.

Tak terasa, dalam hitungan jam ke depan, tahun 2020 akan segera berakhir. Seluruh lapisan masyarakat Indonesia hingga dunia tentu berharap di tahun 2021 Covid-19 segera lenyap dan Indonesia serta negara lainnya di dunia kembali normal dan sehat. Dampek ekonomi yang begitu dahsyat dapat segera berlalu dan bangkit bersama.

Di Indonesia sendiri Presiden RI Joko Widodo langsung mengintruksikan jajarannya untuk berusaha keras menekan penyabaran Covid-19. Seluruh warga bahkan sempat bekerja dari rumah yang dikenal dengan sebutan WFH. Protokol kesehatan ditegakkan dari bawah sampai ke atas.

2020/2020-12-06/2b7a135448ea16ed77d2b27be3fadca0_1.png" alt="" width="100%" />

Kapolri Jenderal Idham Azis mengintruksikan jajarannya untuk langsung menindak tegas warga yang membandel tak kenakan masker, mencuci tangan sampai menjaga jarak. Seluruh kepala daerah tingkat Gubernur, Walikota dan Bupati bergerak bersama mencegah penyebaran virus Covid-19. Kepala Satgas Penanganan Covid-19 Doni Monardo terus melaksanakan tugasnya bersama dengan seluruh jajarannya.

Secara keseluruhan sejak awal tahun hingga akhir tahun ini, di Indonesia tercatat 700 ribu jiwa terpapar Covid-19. Angka inilah yang terus berusaha ditekan oleh pemerintah. TNI-Polri bahu membahu menegakkan protokol kesehatan kepada masyarakat luas.

Di Jakarta sendiri sejak awal Covid-19 terjadi, Polda Metro Jaya dan Kodam Jaya serta jajarannya melakukan giat penanganan Covid-19. Mulai dari membagikan masker, merazia pelanggar protokol kesehatan sampai memberi tindakan tegas. Termasuk juga membantu masyarakat dengan memberikan sembako guna menjaga kondusifitas wilayah hukum Polda Metro Jaya.

Masker sendiri sempat langka di pasaran saat Covid-19 melanda. Saat itu di awal Covid-19,di Pasar Pramuka, Jakarta Timur, harga masker N95 saat itu menyentuh Rp 1,6 juta per boks yang berisi 20 buah. Padahal, harga normalnya hanya berkisar Rp 195.000 per boks. Selain itu, harga masker biasa pun juga tidak kalah melonjak. Polisi berusaha keras membongkar para penimbun masker.

Polda Metro Jaya mendatangi Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sidak dipimpin Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus, Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Iwan Kurniawan, dan Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Herry Heryawan. Iwan mengingatkan para pedagang untuk tidak menaikkan harga penjualan karena bisa dijerat tindak pidana.

"Distributor dan pedagang jangan memanfaatkan hal ini untuk keuntungan pribadi. Kita akan tindak tegas," kata Iwan kepada para pedagang pada saat sidak.

Sementara itu, pedagang mengaku hanya menjual masker sesuai harga yang dipatok para distributor. Pembelian masker juga sempat dibatasi. Pada saat langkanya masker, setiap orang hanya diperbolehkan membeli maksimal 5 boks masker. Hal ini guna mengantisipasi penimbunan masker yang menyebabkan kelangkaan barang di pasaran.

Di tengah langkanya masker, polisi melakukan penindakan terhadap penimbunan masker. Penggerebekan pertama dilakukan di daerah Tanjung Duren, Jakarta Barat pada Selasa (3/3/2020). Polisi menyita 358 boks saat mengamankan seorang mahasiswi berinisial TVH (19) di sebuah kamar apartemen. Rincian barang bukti yang disita adalah 120 kotak masker merek Sensi, 152 kotak masker merek Mitra, 71 kotak masker merek Prasti, dan 15 kotak masker merek Facemask.

Polisi juga menggerebek gudang penyimpanan masker di daerah Tangerang yang diduga menjadi lokasi penimbunan masker. Berdasarkan pemeriksaan sementara, masker yang disita sebagai barang bukti itu tak memiliki izin edar dari Kementerian Kesehatan RI. Saat penggerebekan di Tangerang, polisi menyita barang bukti hampir 600.000 masker berbagai merek dengan rincian 180 karton berisi 360.000 masker merek Remedi dan 107 karton berisi 214.000 masker merek Volca dan Well-best. Kini, masker baik medis maupun non medis relatif mudah didapatkan. Harga juga telah relatif stabil.

Sampai saat ini Polda Metro Jaya terus berusaha menekan penyebaran Covid-19. Mantan Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Fadil Imran yang sukses menekan penyebaran Covid-19 di Jatim, dirotasi ke Polda Metro Jaya. Selain untuk menindak ormas radikal dan aksi intoleransi, PR yang juga tak kalah beratnya adalah menekan penyebaran Covid-19 di Ibukota.

“Kita akan tegakkan protokol kesehatan. Kita akan ambil tindakan tegas jika masih ada warga yang berkerumun tak menindahkan aturan hukum Pandemi Covid-19. Kita jaga sama-sama Jakarta, agar Jakarta secepatnya sehat dan kembali normal,” tegas Irjen Pol Fadil Imran usai ditunjuk sebagai Kapolda Metro Jaya.

Tidak lama-lama, Fadil Imran langsung bergerak cepat dengan membentuk Kampung Tangguh Jaya di seluruh titik rawan penyebaran Covid-19.Termasuk juga membentuk Tim Pemburu Covid-19 yang bertugas langsung mengejar dan mendeteksi para OTG.

“Tim Pemburu Covid kami bekali seluruh kelengkapan alat untuk langsung menjemput pasien Covid yang tak mau dibawa ke rumah sakit. APD dan lainnya kami siapkan. Tim ini juga menindak langsung warga yang membandel tak patuh protokol kesehatan,” kata Fadil Imran.

“Kampung Tangguh Jaya ini saya buat untuk kita bersama-sama warga berusaha menekan penyebaran Covid-19. Harus disiplin demi Jakarta sehat dan kembali ke zona hijau,” tegas Fadil Imran saat itu.

Terbaru, jelang libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru), Fadil Imran memberikan swan antigen gratis di sejumlah titik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Seluruh warga yang hendak pergi keluar kota dilakukan swab antigen.
Dan selama elapan hari memberikan pelayanan rapid dan swab test gratis dalam program Operasi Lilin Jaya plus kepada masyarakat tercatat 115 orang dinyatakan reaktif Covid-19. Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan, hasil itu didapat dari 4.346 orang yang mengikuti rapid test di sejumlah titik pengamanan dalam rangka liburan perayaan Natal dan Tahun Baru 2021.

"Total pemeriksaan rapid antigen gratis terhitung sejak 23-30 Desember 2020 tercatat 115 orang reaktif Covid-19," jelas Yusri Yunus, Kamis (31/12/2020).

Sementara itu sisanya 4.231 orang nonreaktif bisa melanjutkan perjalanan. Meski begitu, dia mengingatkan bagi yang nonreaktif untuk tetap mematuhi protokol kesehatan Covid-19.

"Untuk yang reaktif direkomendasikan tes PCR ke puskesmas/rumah sakit terdekat," tandas Yuri Yunus.

Polda Metro Jaya mengerahkan 8.179 personel gabungan dari unsur TNI-Polri dan Pemprov DKI Jakarta untuk Operasi Lilin Jaya 2020. Operasi Lilin itu digelar pada 21 Desember 2020 hingga 4 Januari 2021.

KEYWORD :

Covid-19 Masker 2020




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :