Sabtu, 20/04/2024 05:09 WIB

Prancis dan Negara Eropa Tak Hadiri Forum Bisnis Iran

Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan di akun Twitternya, utusan lain dari Jerman, Austria dan Italia juga membatalkan keterlibatan mereka dalam acara 14 Desember itu.

Jurnalis Ruhollah Zam dieksekusi Iran pada Sabtu pagi. (Foto: AFP)

Prancis, Jurnas.com - Prancis mengatakan, duta besarnya untuk Iran tidak akan berpartisipasi dalam forum bisnis daring di Teheran minggu ini, menyusul eksekusi mati jurnalis pembangkang Iran Ruhollah Zam.

Dilansir dari Retuers, Kementerian Luar Negeri Prancis mengatakan di akun Twitternya, utusan lain dari Jerman, Austria dan Italia juga membatalkan keterlibatan mereka dalam acara 14 Desember itu.

Dalam pernyataan terpisah, penyelenggara forum bisnis Eropa-Iran kemudian mengatakan mereka menunda acara tersebut.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Iran memanggil utusan dari Prancis dan dari Jerman, pemegang jabatan bergilir kepresidenan Uni Eropa saat ini, untuk memprotes kritik Prancis dan Uni Eropa atas eksekusi pada hari Sabtu, media Iran melaporkan.

Prancis pada Sabtu (12/12) menyebut eksekusi Zam biadab dan tidak dapat diterima, dan mengatakan tindakan tersebut bertentangan dengan kewajiban internasional Iran.

Zam berbasis di Paris sebelum ditangkap di Irak dan dibawa ke Iran. Dia dihukum mati karena memprovokasi kekerasan selama protes anti-pemerintah pada 2017.

Prancis dan sekutunya di Eropa berusaha mempertahankan kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan negara-negara besar, sebagian untuk menyelamatkan ekonomi Iran dari kehancuran, sambil menghadapi upaya AS untuk menghentikan kesepakatan tersebut.

Gesekan baru atas hak asasi manusia muncul ketika Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Joe Biden, yang akan menjabat pada 20 Januari, mengatakan akan mengembalikan AS ke kesepakatan era Obama jika Iran kembali mematuhi perjanjian tersebut.

Uni Eropa juga mengutuk keras eksekusi Zam, seperti yang dilakukan Amnesty International dan kelompok advokasi pers Reporters Without Borders (RSF).

Para pejabat Iran menuduh AS, serta saingan regional Teheran, Arab Saudi dan musuh pemerintah yang tinggal di pengasingan, memicu kerusuhan yang dimulai pada akhir 2017 ketika protes regional atas kesulitan ekonomi menyebar ke seluruh negeri.

Para pejabat mengatakan, 21 orang tewas selama kerusuhan itu dan ribuan lainnya ditangkap. Kerusuhan tersebut merupakan yang terburuk dari sebelumnya dalam beberapa dekade, dan diikuti protes yang bahkan lebih mematikan tahun lalu terhadap kenaikan harga bahan bakar.

KEYWORD :

Kementerian Luar Negeri Prancis Hukum Gantung Jurnalis Ruhollah Zam Eropa Iran




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :