Rabu, 24/04/2024 11:02 WIB

Hamas Bilang Perjuangan Bersenjata Satu-satunya Cara Hadapi Zionis

Sheikh Ahmed Yassin, dibunuh bersama dengan sejumlah pengawalnya pada 22 Maret 2004, ketika sebuah pesawat Israel menyerang dengan rudal Hellfire saat pemimpin berusia 67 tahun itu usai salat subuh di sebuah masjid dekat rumahnya di Kota Gaza.

Warga Palestina berkumpul untuk melakukan protes terhadap perjanjian antara UEA dan Israel di Tepi Barat pada 14 Agustus 2020 [Issam Rimawi / Anadolu Agency]

Yerusalem, Jurnas.com - Seorang pejabat tinggi gerakan perlawanan Palestina, HamasNaseem Yassin mengatakan gerakan tersebut percaya bahwa perjuangan bersenjata masih merupakan satu-satunya cara untuk menghadapi "musuh Zionis".

Hal itu disampaikan pada Minggu (13/12) saat mengumumkan membatalkan upacara yang direncanakan untuk menandai ulang tahun ke-33 sehubungan dengan pandemi yang sedang berlangsung dari virus corona baru (COVID-19) yang mematikan.

"Hari ini, kami mengenang pendiri (Hamas) syahid, Sheikh Ahmed Yassin, yang meskipun menderita menyajikan model patriotik dalam pengorbanan dan bekerja untuk persatuan Palestina dan perjuangan bersenjata untuk Palestina," ujarnya seperti dikutip dari Pusat Informasi Palestina.

Sheikh Ahmed Yassin, dibunuh bersama dengan sejumlah pengawalnya pada 22 Maret 2004, ketika sebuah pesawat Israel menyerang dengan rudal Hellfire saat pemimpin berusia 67 tahun itu usai salat subuh di sebuah masjid dekat rumahnya di Kota Gaza.

Yassin menyatakan, peringatan 33 tahun Hamas datang pada saat perjuangan Palestina mengalami tantangan besar dan pandemi COVID-19 juga telah memperparah masalah yang dihadapi warga Palestina di Jalur Gaza, yang telah menderita akibat tindakan amoral Israel.

Blokade yang melumpuhkan menyebabkan penurunan tajam dalam standar hidup serta tingkat pengangguran yang belum pernah terjadi sebelumnya dan kemiskinan yang tak henti-hentinya di daerah kantong berpenduduk padat itu.

Yassin menambahkan bahwa Hamas masih percaya bahwa perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara yang layak untuk menghadapi musuh Zionis, sementara negosiasi, normalisasi, dan koordinasi keamanan (dengan Israel) hanyalah ilusi belaka.

Pernyataannya datang ketika empat negara Arab, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan baru-baru ini Maroko mencapai kesepakatan yang ditengahi Amerika Serikat (AS) dengan Israel yang sangat dikutuk tentang normalisasi hubungan.

Yassin juga mengajak seluruh warga Palestina untuk memperkuat rasa solidaritas di seluruh bangsa Palestina dan meluncurkan inisiatif amal untuk meningkatkan ketabahan warga Palestina dalam menghadapi semua tantangan dan ancaman yang ditimbulkan oleh rezim Tel Aviv.

Secara terpisah pada Minggu (13/12, salah satu pendiri Hamas dan anggota kepemimpinan kelompok di Jalur Gaza, Mahmoud al-Zahar mengatakan, deklarasi baru-baru ini tentang normalisasi hubungan antara Maroko dan Israel adalah "tikaman beracun" bagi perjuangan Palestina dan seluruh bangsa Muslim.

"Normalisasi adalah hadiah bagi pendudukan Zionis atas kejahatannya terhadap rakyat Palestina dan agresinya terhadap bangsa (Palestina). Israel mengeksploitasi kesepakatan ini untuk meningkatkan agresi gigihnya terhadap Yerusalem dan al-Aqsa, menyita tanah, membangun pemukiman, menangkap wanita dan anak-anak, menghancurkan rumah dan mengepung rakyat Palestina yang tidak berdaya," ujar al-Zahar.

Dia juga mengimbau semua orang Maroko untuk memprotes keras kejahatan normalisasi dan tidak menerima tawaran murah yang dipalsukan Trump dengan mengorbankan hak, konstanta, dan kesucian bangsa Muslim.

"Normalisasi dengan penjajah dengan imbalan kehilangan salah satu kesucian bangsa Muslim adalah pengkhianatan tingkat tinggi dan kejahatan terhadap agama kita dan kejahatan politik, kemanusiaan dan moral yang bertujuan untuk melikuidasi perjuangan Palestina dan memberikan legitimasi palsu kepada pendudukan Zionis di Yerusalem, Al -Aqsa, dan Palestina," kata al-Zahar.

Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada hari Kamis bahwa Maroko telah mencapai kesepakatan dengan Israel untuk melakukan normalisasi hubungan. Sebagai imbalan, AS menyetujui untuk mengakui "kedaulatan" Maroko atas wilayah sengketa di Sahara Barat.

Maroko mencaplok wilayah Sahara Barat yang luas, bekas koloni Spanyol, pada tahun 1975 dan sejak itu berkonflik dengan Front Polisario yang didukung Aljazair, sebuah gerakan yang berupaya mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut dan mengakhiri kehadiran Maroko di sana.

Al-Zahar menggambarkan normalisasi hubungan dengan Israel sebagai penyimpangan total oleh rezim normalisasi dengan pendudukan (Israel) dari nilai-nilai dan konstanta bangsa Arab dan Islam.

Dia juga mengatakan, normalisasi tersebut merupakan pengkhianatan terhadap para martir Maroko yang mempertahankan tanah Kota Suci dan yang membangunnya hingga salah satu lingkungan al-Quds Yerusalem dan salah satu gerbang al- Masjid Aqsa dinamai menurut nama mereka.

KEYWORD :

Normalisasi Hubungan Maroko-Israel Hamas Naseem Yassin Amerika Serikat




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :