Jum'at, 19/04/2024 13:32 WIB

Barack Obama Sebut Klaim Palsu Partai Republik Ancam Demokrasi AS

Para pejabat dari Partai Republik yang membiarkan klaim palsu yang dilontarkan Presiden Donald Trump setelah kekalahannya dari Joe Biden.

Mantan dan Presiden Amerika Serikat saat ini , Barack Obama dan Donald Trump (AFP/Robyn Beck)

Washington, Jurnas.com - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama mengecam para pejabat dari Partai Republik yang membiarkan klaim palsu yang dilontarkan Presiden Donald Trump setelah kekalahannya dari Joe Biden.

Obama geram lantaran Trump terus mempertanyakan keabsahan penghitungan suara di beberapa negara bagian yang medan pertempuran utama dalam pemilihan presiden lalu.

"Mereka tampak termotivasi, sebagian, karena presiden tidak suka kalah dan tidak pernah mengakui kerugian," kata Obama kepada CBS News 60 Minutes dalam sebuah wawancara yang disiarkan Minggu malam.

"Saya lebih bermasalah dengan fakta bahwa pejabat Republik lainnya yang jelas tahu lebih baik setuju dengan ini, sedang melucu dengan cara ini. Ini adalah satu langkah lagi dalam mendelegitimasi tidak hanya pemerintahan Biden yang akan datang, tetapi demokrasi secara umum. Dan itu jalan yang berbahaya," tegasnya

Sementara beberapa anggota partai Republik memberi selamat kepada Biden dan mengakui sebagai presiden berikutnya, banyak yang menahan dan malah langsung mendukung tantangan pemilihan Trump atau mendesak kesabaran saat prosesnya berjalan.

Obama berbicara dengan CBS untuk mempromosikan memoar barunya, A Promised Land, yang akan dirilis pada Selasa. Dalam buku tersebut, ia berbicara tentang mengapa menurutnya kepresidenan dan rasnya adalah dasar untuk pemilihan Trump sendiri pada tahun 2016.

"Seolah-olah kehadiran saya di Gedung Putih telah memicu kepanikan yang mendalam, perasaan bahwa tatanan alam telah terganggu," tulis Obama, menurut kutipan dari buku yang diperoleh CNN.

"Itulah yang dipahami Trump ketika mulai menjajakan pernyataan bahwa saya tidak lahir di AS dan dengan demikian menjadi presiden yang tidak sah. Untuk jutaan orang AS yang ketakutan oleh seorang pria kulit hitam di Gedung Putih, dia menjanjikan obat mujarab untuk kecemasan rasial mereka," sambungnya.

KEYWORD :

Barack Obama Joe Biden Amerika Serikat Donald Trump Hasil Pemilu AS




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :