Jum'at, 19/04/2024 17:01 WIB

Jokowi Sebut Kesenjangan Digital di Antara Negara ASEAN Masih Besar

Potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai USD200 miliar pada 2025, baru dapat dipenuhi jika mampu melakukan transformasi digital. 

Presiden Joko Widodo (Jokowi)

Bogor, Jurnas.com  - Presiden Republik Indonesian, Jokowi Widodo menggarisbawahi krisis ekonomi hebat yang dialami dunia, termasuk negara-negara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), akibat pandemi virus corona (COVID-19).

Hal itu disampaikan saat menjadi salah satu pembicara kunci dalam Pertemuan ASEAN Business and Investment Summit 2020 (ABIS 2020) bertema Digital ASEAN: Sustainable and Inclusive yang dilaksanakan di Hanoi, Vietnam, Jumat (13/11).

Dalam keterangannya diterima jurnas.com, Jokowi menyampaikan bahwa lebih dari 30 juta orang di ASEAN terancam kehilangan pekerjaan, dan semua kalkulasi bisnis dan ekonomi harus dihitung ulang.

Karena itu, Jokowi menegaskan pentingnya optimisme, karena di tengah kesulitan terdapat kesempatan, salah satunya adalah percepatan perkembangan digitalisasi di berbagai bidang, dimana banyak aktivitas kerja, bisnis, dan pendidikan harus dilakukan secara virtual.

Menurut Jokowi, potensi ekonomi digital ASEAN yang ditaksir mencapai USD200 miliar pada 2025, baru dapat dipenuhi jika mampu melakukan transformasi digital. Ia juga melihat masih besarnya kesenjangan digital diantara negara-negara ASEAN.

Untuk menanggulangi hal tersebut, Jokowi menyampaikan tiga poin utama yang penting untuk didorong dalam pemanfaatan teknologi digital di ASEAN.

Pertama, revolusi digital yang inklusif. Jokowi menekankan bahwa akses, keterjangkauan dan kapasitas merupakan tiga kunci utama agar demokratisasi digital dapat berjalan. Terkait hal ini, infrastruktur digital, disertai pengembangan kapasitas sumber daya manusia perlu dipersiapkan secara matang.

Kedua, perlunya ASEAN menjadi pemain besar, dan bukan hanya pasar dalam ekonomi berbasis digital. Jokowi menyatakan, ekonomi digital harus dapat membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKN) masuk dalam rantai pasok global, karena UMKM adalah tulang punggung ekonomi ASEAN.

"Percepatan transformasi digital UMKM akan mendorong bangkitnya roda perkonomian kawasan," ujar Jokowi.

Ketiga, penguatan sinergi guna menciptakan ekosistem digital yang kondusif. Dalam hal ini, Presiden mendorong penguatan kerja sama kawasan untuk mengeliminasi hambatan perdagangan digital, membangun kepastian hukum, menciptakan sinergi regulasi perdagangan digital serta kolaborasi kemitraan antaraPemerintah dan Swasta untuk memperkuat konektivitas Kawasan.

Acara ini diselenggarakan Pemerintah Vietnam dan KADIN Vietnam dalam rangkaian KTT ke-37 ASEAN. Hadir dalam acara itu lebih dari 350 orang peserta yang berasal dari kalangan pemimpin dunia usaha, perwakilan pemerintah dan organisasi internasional, baik di tempat acara maupun secara daring.

Selain Jokowi, beberapa kepala negara lain tampil sebagai pembicara dalam acara ini antara lain Perdana Menteri Vietnam, Malaysia, Australia, Thailand serta Premier RRT.

ABIS merupakan forum bisnis dan investasi tahunan yang diselenggarakan oleh ASEAN Business Advisory Council (ABAC), dengan mengundang Kepala Negara ASEAN, mitra, think- tank, scholars, dan para CEO dari berbagai sektor usaha.

Pertemuan secara umum membahas isu-isu global dalam rangka mencari solusi terhadap tantangan dunia terutama yang mempengaruhi dunia usaha saat ini.

KEYWORD :

Pertemuan ASEAN Business Joko Widodo Digitalisasi UMKM




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :