Kamis, 25/04/2024 19:04 WIB

Ahli Kesehatan AS Anthony Fauci akan Terus Berjuang Lawan COVID-19

Sejak Januari, Fauci telah bertugas di Satuan Tugas Virus Corona Gedung Putih Presiden Donald Trump, sebuah posisi yang sering membuatnya berselisih dengan presiden, yang berusaha meremehkan pandemi dan malah berfokus pada pembukaan ekonomi.

Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, Anthony Fauci berbicara selama dengar pendapat Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja dan Pensiun Senat di Washington, DC, pada 30 Juni 2020. (Foto: Al Drago / Pool via REUTERS)

Chicago, Jurnas.com  - Pakar Penyakit Menular Amerika Serikat (AS), Dr Anthony Fauci mengatakan tidak memiliki kontak dengan tim transisi virus corona (COVID-19) Presiden terpilih, Joe Biden dan tidak mempunyai alasan berhenti bergabung dalam upaya melawan pandemi yang melonjak.

"Saya tetap di jalur saya. Saya bukan politisi. Saya melakukan hal-hal kesehatan masyarakat," katanya dalam sebuah wawancara pada Kamis (12/11).

Sejak Januari, Fauci bertugas di Satuan Tugas Virus Corona Gedung Putih Presiden Donald Trump, sebuah posisi yang sering membuatnya berselisih dengan presiden, yang berusaha meremehkan pandemi dan malah berfokus pada pembukaan ekonomi.

"Sama sekali tidak ada alasan dan sama sekali tidak masuk akal bagi saya untuk berhenti melakukan sesuatu di tengah pandemi yang memainkan peran utama dalam membantu kami keluar dari pandemi," kata Fauci.

Nasihatnya untuk presiden terpilih, katanya, sama persis dengan apa yang disampaikan sebelumnya, yaitu menjaga jarak sosial, menghindari keramaian, mememakai masker dan mencuci tangan.

"Prinsip kesehatan masyarakat tidak berubah dari satu bulan ke bulan lain atau dari satu administrasi ke administrasi lain," ujarnya.

Fauci telah melayani enam pemerintahan dan terkenal dalam memerangi epidemi AIDS pada 1980-an di bawah Presiden Ronald Reagan.

"Pekerjaan hariannya adalah mengembangkan vaksin dan terapi sebagai direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular, pekerjaan yang mulai membuahkan hasil," katanya,

Pada Senin, Pfizer dan mitra Jerman BioNTech mengumumkan bahwa vaksin racikannya manjur 90 persen dalam mencegah COVID-19, secara signifikan lebih tinggi daripada yang diperkirakan kebanyakan ahli.

Moderna, sebuah perusahaan yang mengembangkan vaksin serupa dengan dukungan dari program Operation Warp Speed Gedung Putih, diharapkan melaporkan hasil dari uji coba vaksin tahap akhir mereka pada minggu depan atau lebih.

Kedua vaksin tersebut menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA), sebuah platform vaksin cepat yang sepenuhnya baru menggunakan gen sintetis untuk memicu respons imun. Metode yang lebih lama biasanya menggunakan beberapa bentuk partikel virus yang tidak aktif atau mati.

"Itu adalah home run untuk produk Pfizer, lebih dari 90 persen - hampir 95 persen - efektif. Saya memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa produk Moderna akan serupa," kata Fauci.

"Ini adalah platform yang hampir identik dengan vaksin Pfizer, jadi saya tidak akan terkejut sama sekali jika ini sangat efektif," tambah Fauci.

Pertanyaan besar berikutnya tentang teknologi mRNA adalah keamanan. Fauci menganggap baik fakta bahwa baik uji coba Pfizer, yang sejauh ini melibatkan lebih dari 43.000 orang, maupun uji coba Moderna, yang melibatkan 30.000, harus berhenti sejenak untuk menyelidiki masalah keamanan.

"Itu berita bagus," katanya. Orang-orang di kedua percobaan akan diikuti selama dua tahun untuk memastikan tidak ada efek samping jangka panjang. "Kecuali itu, Saya pikir platform mRNA akan tetap ada," prediksi dia.

Terlepas dari batasan tinggi yang ditetapkan oleh vaksin Pfizer sejauh ini, Fauci mengatakan yakin masih ada banyak ruang untuk beberapa vaksin, meskipun mungkin ada sedikit perbedaan dalam tingkat kemanjuran total. (CNA)

KEYWORD :

Ahli Kesehatan AS Anthony Fauci Joe Biden Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :