Kamis, 25/04/2024 19:41 WIB

Inovasi Balitbangtan Hadirkan Bunga Krisan Dataran Rendah

Perubahan kencederungan pasar internasional tersebut merupakan peluang bagi para pengusaha di dalam negeri, apalagi Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo memegan bunga krisan di Balithi, Balitbangtan, Cipanas, Cianjur, Kamis (12/11).

Cianjur, Jurnasa.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Kementerian Pertanian (Kementan) terus berinovasi untuk menghadirkan varietas tanaman hias yang dapat dinikmati semua kalangan.

Kali ini, Balitbangtan melalui Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), membuat teroboson untuk bunga krisan, yang biasanya dijumpai di daratan tinggi, kini dapat dibudidaykan di daratan rendah.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, pengembangan tanaman hias ini sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendorong ekspor komoditas unggulan sebagai sumber devisa.

"Florikultura di antara tanaman hortikultura yang memiliki potensi ekspor sangat tinggi karena saat ini preferensi pasar internasional mulai berubah ke arah tanaman hias tropis," kata Syahrul di Balithi, Balitbangtan, Cipanas, Cianjur, Kamis (12/11).

Menurut Syahrul, Perubahan kencederungan pasar internasional tersebut merupakan peluang bagi pengusaha di dalam negeri, apalagi Indonesia memiliki kekayaan genetik florikultura yang terbesar di dunia.

"Pengembangan industri florikultura memerlukan dukungan inovasi secara berkelanjutan yang berupa varietas unggul baru dan teknologi pendukungnya. Ketersediaan inovasi unggul merupakan faktor kunci dalam pengembangan subsektor florikultura," jelas Syahrul.

Karena itu, Syahrul mengatakan, Kementan akan melakukan sebuah langkah yang lebih besar dalam menghadirkan berbagai aktivitas komoditi pertanian yang makin terarah, makin maju dengan berbagai hasil riset modern.

"Litbangtan menjadi penting untuk saya. Negara yang tertinggal itu karena Litbangnya yang tertinggal. Kenapa Jepang bisa lebih baik, kenapa Taiwan risetnya lebih baik, karena memiliki penelitian lebih berkualitas karena negara memfasilitasi sehingga riset itu makin berkembang dan itu menjadi ukuran," kata Syahrul.

Sementara itu, Kepala Balitbangtan, Kementan, Fadjry Djufry mengatakan, terus men-challenge para peneli untuk menghadirkan krisan yang dapat dibudidayakan di ketinggian 10-20 meter di atas permukaan laut.

"Saya masih men-challenge teman-teman untuk dataran di ketinggian 10-20 meter, tadi ketinggiannya masih 200 meter dari permukaan laut, tapi hal yang masih postif karena krisan biasanya tumbuh pada daratan di atas ketinggian 1000 di atas permukaan laut," kata Fadjry.

Fadjry juga menyampaikan bahwa Balitabangtan saat ini sudah mensubstitusi 35 persen benih bibit dari 500 juta kebutuhan dalam negeri tangkai krisan setiap tahun. Jika, satu tangkai dihargai Rp2.000, maka dalam satu tahun Rp1 triulin.

"Ini cukup baik dan kita dorong ke depan sehingga benih-benih kita ini bisa dimasifkan di seluruh Indonesia," kata Fadjry.

Sekadar diketahui, ada tiga krisan yang berkembang di Indonesia, yaitu krisan impor, krisan lokal dan krisan Balitbangtan. Balitbangtan sendiri memiliki 24 varietas krisan paling laris, yang sudah tersebar di 45 kota dari 25 provinsi.

KEYWORD :

Florikultura Fadjry Djufry Syahrul Yasin Limpo Bunga Krisan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :