Jum'at, 26/04/2024 05:35 WIB

Kemdikbud: Hanya 38 Persen Lulusan SMA/SMK Terserap Perguruan Tinggi

Nizam menjelaskan bahwa akses pendidikan mulai dikembangkan secara masif setelah adanya Undang-Undang Pendidikan Nasional, di mana akses untuk pendidikan dasar dan menengah sudah universal.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nizam (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) Nizam mengatakan, akses masyarakat Indonesia terhadap tingkat pendidikan hingga SMA baru sebesar 40 persen.

Hal itu disampaikan dalam dalam Forum Merdeka Barat 9 bertajuk `Pembangunan Sumber Daya Manusia Indonesia` pada Selasa (10/11) kemarin.

Nizam menjelaskan bahwa akses pendidikan mulai dikembangkan secara masif setelah adanya Undang-Undang Pendidikan Nasional, di mana akses untuk pendidikan dasar dan menengah sudah universal.

"Saat ini Indonesia memiliki 4.700 perguruan tinggi dengan lulusan SMA dan SMK rata-rata sekitar 2-3 juta setiap tahunnya, namun yang diserap oleh perguruan tinggi baru sekitar 38 persen dari rata-rata tadi. Ini yang memang harus diakselerasi dengan pemberian beasiswa KIP Kuliah untuk memberi akses belajar ke perguruan tinggi," ucap Nizam.

Nizam melanjutkan, penyiapan SDM yang berkualitas dan berdaya saing merupakan tugas utama Kemdikbud. Namun di tengah masa pandemi Covid-19, Kemdikbud dituntut beradaptasi dengan cepat terutama untuk memulihkan kondisi pandemi sekaligus memastikan pembelajaran tetap berjalan.

Dalam upaya menangani pandemi, lanjut Nizam, pihaknya telah mengeluarkan surat edaran untuk melakukan pembelajaran dari rumah bagi sekolah dan kampus yang diiringi pula dengan berbagai relaksasi.

"Memastikan kondisi para pelajar sehat dan selamat dan melakukan berbagai relaksasi, dengan langkah pertama adalah penggunaan dana BOS untuk berbagai kebutuhan sesuai dengan yang dibutuhkan di sekolah-sekolah. Langkah kedua adalah melakukan realokasi anggaran dengan menyediakan akses internet secara gratis dan kuota internet kepada lebih dari 35 juta mahasiswa, siswa, dan dosen yang sebelumnya menjadi tugas besar bagi berlangsungnya pembelajaran. Kemudian dibuat program Belajar dari Rumah di TVRI, penyediaan materi cetak pembelajaran yang siap diajarkan di lapangan," papar dia.

Lebih lanjut Nizam menjelaskan, Kemdikbud juga memberikan dukungan kepada mahasiswa dengan menyalurkan bantuan beasiswa senilai Rp1 triliun untuk 400.000 mahasiswa yang terdampak pandemi dari segi ekonomi, di luar dari beasiswa yang telah berjalan sebelumnya seperti KIP Kuliah dan Bidikmisi.

Sementara itu, untuk program bantuan sebelumnya yaitu Program Indonesia Pintar (PIP) disalurkan bantuan kepada 18,1 juta siswa dan KIP Kuliah sebanyak 200.000 mahasiswa.

"Bantuan peralatan teknologi juga diberikan ke 23.077 sekolah yang berada di daerah pelosok dalam bentuk 114.730 unit laptop atau notebook serta tunjangan kepada 245.258 guru yang belum mendapat tunjangan sertifikasi guru, baik itu tunjangan profesi maupun tunjangan khusus," jelas Nizam.

Selain itu, dilakukan pula transformasi guru dan tenaga kependidikan melalui program Pendidikan Guru Penggerak, Pendidikan Profesi Guru, dan penguatan pemanfaatan teknologi oleh para guru di lapangan. Kemudian diperkuat lagi dengan Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) untuk mengakselerasi kewirausahaan.

Di sisi lain, Nizam menambahkan, turut dilakukan perubahan dari sisi kebudayaan melalui penyelenggaraan pertunjukkan kebudayaan daring yang melibatkan lebih dari 1.000 pekerja seni yang berlangsung selama sepekan.

Kemdikbud telah memberikan dukungan serta bantuan untuk 59.011 pelaku budaya, pekerja seni, maupun permuseuman yang terkena dampak pandemi melalui skema bantuan Apresiasi Pelaku Budaya (APB) terdampak Covid-19.

"Pada bulan Agustus kemarin sudah diselenggarakan juga pekan budaya dari masyarakat yang semuanya berbasis daring. Jadi ini adalah ekonomi baru yang lahir dari budaya daring ini. Kemudian guru-guru dan dilatih untuk adaptif melalui pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran daring. Di sisi lain, Ditjen Dikti juga menggalang para mahasiswa untuk mengajar siswa yang belum siap dengan teknologi melalui kunjungan belajar ke rumah. Ini dilakukan untuk memastikan pendidikan dasar tetap terselenggara untuk menciptakan SDM yang berkualitas," tutup dia.

KEYWORD :

Perguruan Tinggi Ditjen Dikti Nizam Kemdikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :