Kamis, 25/04/2024 13:51 WIB

Presiden Rouhani: Pemerintahan AS Berikutnya Harus Tebus Kesalahan Trump

Pasangan Kamala Harris itu berjanji akan kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran, kesepakatan yang disetujui oleh Washington ketika Biden menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Barack Obama, jika Teheran juga kembali pada komitmennya.

Presiden Iran, Hassan Rouhani berpidato di pertemuan para gubernur dan kepala pemerintah provinsi di Teheran pada 27 Januari 2020. (Foto: president.ir)

Riyadh, Jurnas.com  - Presiden Iran, Hassan Rouhani mengatakan, pemerintahan Amerika Serikat (AS) berikutnya harus menebus kesalahan Presiden Donald Trump. Hal itu disampaikan setelah Joe Biden merebut kursi kepresidenan AS.

Ketegangan antara AS dan Iran memanas sejak 2018, tepatnya ketika Trump keluar dari kesepakatan nuklir antara Teheran dan kekuatan dunia, dan kemudian menerapkan kembali sanksi yang telah melumpuhkan ekonomi Negeri Para Mullah itu.

"Kebijakan Trump yang merusak ditentang oleh rakyat Amerika. Pemerintahan AS berikutnya harus menggunakan kesempatan untuk menebus kesalahan masa lalu," kata Rouhani seperti dikutip.

"Iran menyukai interaksi konstruktif dengan dunia," sambungnya.

Pasangan Kamala Harris itu berjanji akan kembali ke pakta nuklir 2015 antara kekuatan dunia dan Teheran, kesepakatan yang disetujui oleh Washington ketika Biden menjadi wakil presiden dalam pemerintahan Barack Obama, jika Teheran juga kembali pada komitmennya.

Sebagai pembalasan atas tindakan Trump, Teheran secara bertahap mengurangi komitmennya pada kesepakatan tersebut. Tetapi para pemimpin ulama Iran mengatakan langkah-langkah itu dapat dibatalkan jika kepentingan Teheran dihormati.

"Perlawanan heroik rakyat Iran membuktikan bahwa kebijakan tekanan maksimum pasti akan gagal," kata Rouhani.

Biden mengatakan, kembali ke pakta 2015 akan menjadi titik awal untuk negosiasi lanjutan dan bahwa Washington kemudian akan bekerja dengan sekutu untuk memperkuat dan memperpanjang kesepakatan nuklir dan mengatasi masalah lain yang menjadi perhatian.

Para pemimpin Iran sejauh ini mengesampingkan pembicaraan apa pun yang bertujuan untuk membatasi aktivitas nuklir Teheran lebih lanjut, menghentikan program rudal balistiknya dan membatasi pengaruh regional Republik Islam itu.

"Rakyat Amerika telah berbicara. Dan dunia sedang menyaksikan apakah para pemimpin baru akan meninggalkan penindasan tanpa hukum yang menghancurkan dari rezim yang keluar - dan menerima multilateralisme, kerja sama & penghormatan terhadap hukum. Perbuatan paling penting," kicau Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif. (Reuters)

KEYWORD :

Hassan Rouhani Joe Biden Pilpres Amerika Serikat Donald Trump




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :