Sabtu, 20/04/2024 18:24 WIB

Rusuh dan Anarko Merebak, Sekjen PDIP: Menghambat Kemajuan Bangsa

Kecenderungan terjadinya perusakan sarana publik ketika demonstrasi berlangsung.

Demo mengamuk rusak fasilitas publik

Jakarta, Jurnas.com - Merebaknya sikap anarko, tradisi amok, destruktif, mau menang sendiri, dan berbagai tradisi negatif lainnya menjadi pemandangan kelam bagi bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Padahal Indonesia adalah negara besar dengan sejarah dan tradisi peradaban timur yang luhur.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan, berbagai sikap negatif tentu akan menghambat kemajuan bangsa Indonesia. Dan akar seluruh persoalan adalah pendidikan budi pekerti, disiplin, dan keteladanan.

"Pendidikan itu meningkatkan derajat keadaban suatu bangsa. Pendidikan itu berbudi pekerti, penuh semangat kemajuan bagi bangsanya dengan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pengetahuan harus diamalkan untuk kemanusiaan," jelas Hasto, Minggu (11/10/2020).

Hasto menegaskan, PDI Perjuangan sangat prihatin atas kecenderungan terjadinya perusakan sarana publik ketika demonstrasi berlangsung.

Anarko telah hadir dengan segala kepentingannya untuk merusak tatanan peradaban, merusak fasilitas publik, kedepankan budaya anarkis serta tidak percaya pada pemerintahan yang sah," katanya.

Bagi Hasto, apa yang dilakukan oleh Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini alias Bu Risma adalah sikap tegas melawan Anarko.

"Jadi kami heran, ada kepala daerah yang tenang-tenang melihat fasilitas publik milik rakyat dirusak oleh kelompok Anarko," jelasnya.

Hasto mengingatkan Demokrasi Indonesia dibangun sebagai mekanisme penyelesaian konflik guna membangun konsensus. PDI Perjuangan pun menegaskan bahwa suatu undang-undang di dalam praktiknya akan ditentukan semangat penyelenggara negaranya.

Bagi PDIP, lanjut Hasto, kepemimpinan Presiden Jokowi dan KH Mar’uf Amin itu yang berasal dari rakyat, dan karenanya bertanggung jawab untuk kedepankan kepentingan rakyat.

"Jaman Pak Harto sebagai Presiden, undang-undangnya praktis tidak ada kontroversi. Undang-undang nampak baik. Namun karena hakekatnya kekuasaan otoriter, akhirnya menjadikan rakyat sebagai korban, begitu banyak rakyat meninggal akibat kekuasaan otoriter tsb. Sementara Pak Jokowi sungguh-sungguh bekerja keras membawa kemajuan bagi bangsa," jelasnya.

Oleh sebab itu, Hasto menegaskan sudah saatnya seluruh komponen bangsa kedepankan energi positif bagi bangsa. Pemilu masih tahun 2024. Mereka yang begitu berambisi menghadap kekuasaan Pemerintahan, jangan pakai model provokasi rakyat.

"Pakai cara gentlement dengan menggalang rakyat, bersaing secara fair, untuk pemilu yang akan datang. Saat ini, kita berikan kesempatan Pak Jokowi dan KH Ma’ruf Amin untuk menjalankan tugas bagi bangsa dan negara, dengan sebaik-baiknya. Evaluasi kepemimpinan itu melalui Pemilu, termasuk bagi Parpol pengusungnya," tuntas Hasto Kristiyanto, Sekjen DPP PDI Perjuangan.

KEYWORD :

Anarko sarana publik demonstrasi Hasto Kristiyanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :