Jum'at, 19/04/2024 22:24 WIB

Luar Negeri

Presiden Duterte: `Go to Hell`

Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kembali menunjukkan kemarahannya terhadap Presiden Amerika Serika, Barrack Obama.

Presiden Filipina, Rodrigo Duterte (kiri) dan Presiden AS, Barrack Obama (kanan).

Manila - Presiden Filipina Rodrigo Duterte, kembali menunjukkan kemarahannya terhadap Presiden Amerika Serika, Barrack Obama. Ungkapan kemarahan Duterte dilontarkan setelah ia tahu negara Paman Sam itu menolak menjual persenjataan kepada Filipina.

"Pergi sana, ke neraka," ungkap Duterte dengan nada penuh kekesalan yang ditujukan kepada Barrack Obama di Manila pada Selasa (4/10).

Menurut jurnas.com/tags/presiden/" style="text-decoration:none;color:red;font-weight:bold">presiden yang terkenal garang pada mafia narkoba ini, negaranya akan segera bekerjasama dengan Rusia untuk urusan persenajtaan. Filipina mengutus beberapa jenderal ke Rusia. Pihak Rusia, sebut Duterte, telah menyediakan semua keperluan yang dibutuhkan oleh FIlipina.

"Dan China, mereka mengatakan `datang saja dan tanda tangan, semuanya akan dikirim`," sebut Duterte, sembari menegaskan bahwa Filipina tidak peduli dengan penolakan AS, karena masih ada Rusia dan China yang bisa bekerjasama dengan Filipina.

Pidato ungkapan kemarahan Duterte kepada Amerika di Manila, dipicu fakta bahwa AS tak sudi menjual peluru kendali dan persenjataan lainnya kepada Filipina. Keputusan tersebut membuat Duterte menyusun kembali kebijakan luar negerinya yang kecewa atas kebijakan AS.

"Walaupun ini mungkin terdengar kotor bagi Anda, saya memiliki tugas mulia untuk menjaga integritas republik ini dan kesehatan rakyat," ujar Duterte.

Para pejabat AS di Washington tak ambibl pusing dengan pernyataan-pernyataan Duterte. Menurut mereka, sebagaimana dilaporkan Reuters, komentar-komentar Duterte itu "bertentangan" dengan hubungan hangat dan pertemanan Filipina-AS yang telah berjalan selama berpuluh-puluh tahun.[]

KEYWORD :

rodrigo duterte filipina presiden barrack obama penjualan senjata go to hell jurnas kebijakan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :