Rabu, 24/04/2024 21:20 WIB

Deteksi Dini Kanker Payudara, Yuk Rutinkan Sadari

Ketua YKPI mengimbau pentingnya deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan data global 2018, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi untuk pasien kanker di Indonesia.

Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) Linda Agum Gumelar

Jakarta, Junras.com - Memperingati bulan kanker payudara internasional, Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menggelar virtual sosialisasi deteksi dini kanker payudara untuk wilayah Indonesia Tengah pada Selasa (6/10).

Acara tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur NTB, Siti Rohmi Djalilah, Ketua Badan Kerjasama Organisasi Wanita (BKOW) NTT, Kristifora, Ketua Umum BKOW Bali, Tjok Putri Hariyani, Ketua YKPI Linda Agum Gumelar dan Ketua PERABOI Pusat, dr. Walta Gautama, SpB(K)Onk.

Dalam sambutannya, Ketua YKPI mengimbau pentingnya deteksi dini kanker payudara. Berdasarkan data global 2018, kanker payudara adalah jenis kanker tertinggi untuk pasien kanker di Indonesia.

Tingkat kematiannya pun berada di urutan nomor dua, setelah kanker paru. Di Indonesia sendiri, 30,9 persen dari seluruh kasus baru kanker untuk perempuan ditempati oleh kanker payudara. Sedangkan kanker serviks berada di urutan kedua dengan 17 persen.

"Ada perbedaan yang cukup banyak antara kanker payudara dan serviks. Sangat memprihatinkan. Padahal kanker itu bukan kematian sepanjang diketahui sejak stadium awal dan adanya pengobatan klinis," kata Linda dalam acara talkshow virtual bertajuk Deteksi Dini Kanker Payudara, Bolehkah Ditunda? Selasa 6 Oktober 2020.

Untuk itu, ia meminta agar peserta yang hadir dapat senantiasa menggaungkan Sadari (Periksa Payudara Sendiri) untuk bisa menekan angka kanker payudara stadium lanjut. Karena angka kesembuhan di stadium awal lebih tinggi.

"Jadi bisa terus mendorong deteksi dini kanker payudara agar lebih baik dan banyak dan bermanfaat, agar bisa menekan angka kanker payudara stadium lanjut. Karena sulit bagi kami semua, juga dokter apabila terjadi keterlambatan," ungkap Linda.

Wagub NTB, Siti Rohmi Djalilah yang hadir dalam acara tersebut juga menyampaikan kalau saat ini telah mendorong posyandu di NTB untuk melakukan penyuluhan dan edukasi seputar kesehatan reproduksi secara berkala.

"Posyandu keluarga, termasuk para ibu dan perempuan yang tengah produktif, diadakan penyuluhan dan edukasi secara berkala. Untuk remaja, kami berikan pengetahuan kesehatan reproduksi termasuk pada perempuan," ucapnya.

Kemudian Ketua BKOW NTT, Kristifora ikut menimpali kalau pengetahuan kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting. Bahkan menurutnya, Sadari adalah suatu kewajiban untuk anak perempuan yang sudah beranjak remaja untuk mendeteksi lebih awal kanker payudara.

"Setelah itu baru dilanjutkan dengan Sadanis (Periksa Payudara Klinis), tetapi masih prihatin dengan lebih banyak yang memilih pengobatan herbal ketimbang medis," ujarnya.

Begitu pula dengan Tjok Putri Hariyani sebagai Ketua Umum BKOW Bali pun berharap, YKPI Pusat bisa membantu untuk memberikan sosialisasi terkait deteksi dini dan bahayanya kanker payudara sejalan dengan yang mereka sudah lakukan sekarang ini.

KEYWORD :

Kanker Payudara Terapi Sadari LInda Agum Gumelar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :