Jum'at, 26/04/2024 02:46 WIB

Toni Ruttimann The Bridge Builder

Setelah Ramai di Media, Pengerjaan Jembatan Lanjut

Pengerjaan pembuatan jembatan yang dilakukan oleh Toni Ruttimann sempat terhenti karena prosedur birokrasi di Indonesia. Banyak media lantas mengabarkan kerumitan birokasi ini.

Toni Ruttimann di tengah warga saat proses pembangunan jembatan./foto:srf.ch

Jakarta - "Sudah, sudah bisa diambil dari storage di Jakarta," ucap Suntana, asisten Toni Ruttimann dalam saluran selularnya saat dihubungi jurnas.com/">jurnas.com pada Minggu (2/10) petang.

Pengerjaan pembuatan jembatan yang dilakukan oleh Toni Ruttimann sempat terhenti karena prosedur birokrasi di Indonesia. Banyak media lantas mengabarkan kerumitan birokasi ini.

Menurut Suntana, memang, kabel baja yang diimpor merupakan kabel baja second yang masih layak pakai. Namun, karena aturan baru kementerian perdagangan (kemendag), kabel baja itu tidak bisa masuk.

"Wire rope yang digunakan merupakan hibah dari perusahaan kereta gantung di Swiss. Di regulasi baru itu tidak bisa masuk," ungkap Suntana menjelaskan.

Pertimbangan kemendag saat itu, seperti dituturkan oleh Dody Edward, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kemendag, adalah terkait keselamatan. Menurutnya, kabel baja yang didatangkan dari Swiss adalah barang bekas.

"Kita tidak ingin ada kekhawatiran soal safety-nya dari kawat itu. Jangan sampai masuk ke keit, dipakai, nanti ujung-ujung ya nggak kuat," ungkap Dody kepada wartawan saat itu.

Imam B. Prasodjo, yang mengikuti dan peduli kerja sosial yang dilakukan Toni Ruttiman pun menyayangkan soal tersebut. Sebab, menurut sosiolog Universitas Indonesia ini, proses mendatangkan wire rope itu memakan waktu yang sangat lama sejak kontainer tiba di Tanjung Priok.

Namun sekarang Toni dan krunya sudah bisa lega. Pekerjaan pembuatan jembatan untuk masyarakat daerah terpencil sudah bisa dilakukan kembali. Kabel-kabel baja yang sempat tertahan di storage sudah bisa diambil. Mereka membayar sekitar 500 juta untuk menebus barang yang tertahan di bea cukai. Sebab, jelas Suntana, jika tak diambil segera mungkin bisa bertambah beban biayanya.

Suntana adalah asisten Toni Ruttimann, yang bekerja mandiri untuk membangun jembatan-jembatan di daerah terpencil. Toni telah malang melintang di berbagai negara, pekerja sosial yang mendedikasikan dirinya untuk membangunkan jembatan di daerah-daerah yang membutuhkan. Di Amrika Latin, Toni sudah membangun sebanyak 355 jembatan gantung, sedangkan di Indonesia sendiri Toni sudah membangun lebih dari 36 jembatan di berbagai daerah terpencil di Indonesia.[]

KEYWORD :

jurnas toni ruttiman imam b prasodjo sosiolog jembatan gantung suntana the bridge builder pen




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :