Kamis, 25/04/2024 20:05 WIB

Walkot Bogor Pastikan Tingkat Okupansi RS Masih Stabil

Untuk mengantisipasi terjadi kelebihan okupansi akibat masuknya pasien Covid-19, Bima mengatakan beberapa rumah sakit siap menambah bed isolasi.
Untuk mengantisipasi terjadi kelebihan okupansi akibat masuknya pasien Covid-19, Bima mengatakan beberapa rumah sakit siap menambah bed isolasi.

Wali Kota Bogor Bima Arya (kanan) dalam webinar FMB 9 (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto memastikan tingkat keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) rumah sakit di Kota Bogor masih ada dalam level stabil.

Untuk mengantisipasi terjadi kelebihan okupansi akibat masuknya pasien Covid-19, Bima mengatakan beberapa rumah sakit siap menambah bed isolasi.

"Saat ini kita masih di angka 53 persen. Seluruh rumah sakit rujukan (Covid-19) di Kota Bogor sudah siap menambah fasilitas isolasi," kata Bima dalam kegiatan Diskusi Media (Dismed) Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk `Strategi Aman dan Produktif di Tengah Pandemi` pada Kamis (24/9).

Disebutkan bahwa hingga 15 September 2020, tersedia 15 rumah sakit untuk penangananan Covid-19. Dan rumah sakit Kota Bogor telah menyiapkan 342 tempat tidur untuk penanganan pasien Covid-19.

Dari jumlah keseluruhan yang tersedia, sudah terisi sebanyak 191, terdiri dari: Tempat tidur isolasi kategori hijau 55 unit (52,9 persen terisi); Tempat tidur isolasi kategori kuning 127 unit (63,2 persen terisi); Tempat tidur isolasi kategori merah 2 (100 persen terisi); Tempat tidur isolasi UGD 1 unit (4,2 persen terisi); dan Tempat tidur isolasi ICU 6 unit (54,5 persen tempat tidur terisi).

Di samping itu, Pemkot Bogor berinisiatif memindahkan dan mengalihkan orang tanpa gejala (OTG) dari rumah sakit. Menurut Bima, rumah sakit hanya akan dikhususkan bagi pasien sedang dan berat.

"OTG ini jumlahnya 47 persen. Jadi mulai minggu ini OTG akan digeser ke Lido, kita siapkan satu hotel kapasitas 300 orang untuk OTG," terang Bima.

Pemkot Bogor juga membentuk tiga tim utama yang melibatkan berbagai unsur masyarakat hingga tingkat rukun tetangga (RT), untuk memerangi Covid-19.

Tiga tim tersebut ialah tim pelacak di tingkat kecamatan dan kelurahan yang bertugas melakukan pelacakan kontak kasus positif dalam waktu 2x24 jam, tim elang yang bertugas mencatat pelanggaran yang dilakukan oleh individu masyarakat atau pengusaha yang tidak mematuhi protokol kesehatan, dan tim merpati yang bertugas memberikan edukasi secara masif kepada masyarakat yang terindikasi belum mematuhi protokol kesehatan.

Adapun untuk tetap menjaga gairah ekonomi di tengah Covid-19, Wali Kota Bogor melakukan kolaborasi antar pengusaha, pemerintah, dan masyarakat agar Bogor tidak kembali ke era PSBB ketat.

Di saat ada 40 persen warga di-PHK di tengah pandemi, lanjut Bima, pelaku UMKM di bidang dekorasi rumah malah hits.

"Jadi kami berkolabirasi dengan HIPMI selaku penyedia tenant dan menjadi standby buyer, pemerintah melakukan pembinaan terhadap UMKM," tutup Bima.

KEYWORD :

Bed Occupancy Rate Wali Kota Bogor Bima Arya FMB 9




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :