Jum'at, 26/04/2024 06:35 WIB

Mas Menteri, PGRI Tegas Tolak Penghapusan Mapel Sejarah

Ketua PB PGRI Unifah Rosyidi mengatakan bahwa pelajaran sejarah berkontribusi penting untuk memberikan pemahaman, dan penanaman nilai perjalan suatu bangsa kepada generasi selanjutnya.

Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi (Foto: Muti/Jurnas.com)

Jakarta, Jurnas.com - Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia tegas menolak rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menghapus mata pelajaran (mapel) sejarah di jenjang SMA dan SMK, dalam upaya penyederhanaan kurikulum 2013.

Ketua PB PGRI Unifah Rosyidi mengatakan bahwa pelajaran sejarah berkontribusi penting untuk memberikan pemahaman, dan penanaman nilai perjalan suatu bangsa kepada generasi selanjutnya.

"PB PGRI menolak rencana menghapus pelajaran sejarah di jenjang SMA dan SMK. Pelajaran sejarah sangat penting bagi pembentukan peserta didik yang berkarakter baik sesuai jati diri bangsa sesuai Pancasila dan UUD 1945," tegas Unifah dalam pernyataannya pada Minggu (20/9).

Menurut Unifah, arah dan tujuan bangsa ke depan tidak bisa dilepaskan dari sejarah perjuangan dan cita-cita pembentukan bangsa.

Dengan demikian, lanjut Unifah, anak bangsa harus memahami sejarah bangsa sebagai identitas nasional, termasuk keluhuran budaya dan peradaban bangsa yang telah terbangun selama ribuan tahun.

"Pelajaran sejarah berperan penting dalam mengembangkan jati diri bangsa, mengembangkan memori kolektif sebagai suatu bangsa, mengembangkan inspirasi, kreativitas, dan menanamkan nasionalisme yang produktif," ujar dia.

Karena itu, Unifah meminta Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim untuk mengkaji ulang rencana tersebut.

"PB PGRI meminta kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengkaji secara cermat penyederhanaan kurikulum 2013 dengan melibatkan para ahli dan mendengarkan aspirasi berbagai pemangku kepentingan pendidikan," kata Unifah.

KEYWORD :

Mapel Sejarah PGRI Unifah Rosyidi Mendikbud




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :