Bendera Amerika Serikat, Uni Emirat Arab, Israel dan Bahrain berkibar. (Foto: AFP)
Jakarta, Jurnas.com - Tujuh belas LSM di Bahrain, bersama dengan Federasi Umum Serikat Pekerja Buruh mengecam kesepakatan normalisasi negara mereka dengan Israel, menekankan bahwa itu tidak mengarah pada perdamaian.
Bahrain dan Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani kesepakatan normalisasi dengan Israel pada Selasa di Washington. Kesepakatan itu ditengahi oleh Presiden AS Donald Trump , yang menggambarkannya sebagai "bersejarah".
"Kami mematuhi konstanta rakyat Bahrain tentang perjuangan Palestina yang adil dan ketentuan konstitusi yang mengkriminalisasi normalisasi dengan entitas Zionis," bunyi pernyataan LSM dilansir Middleeast, Kamis (17/09).
Israel Bebaskan Jurnalis Wanita Palestina
"Semua bentuk normalisasi dengan entitas Zionis yang diprakarsai oleh beberapa negara tidak menghasilkan perdamaian atau memulihkan hak-hak rakyat Palestina yang dirampas," tambahnya.
Namun, LSM menekankan bahwa kesepakatan tersebut mendorong musuh (Israel) untuk melakukan lebih banyak kejahatan terhadap Palestina dan situs suci Arab dan Muslim, yang terutama adalah Yerusalem suci.
Israel Buka Kedubes Pertama di Bahrain
"Apa yang dikenal sebagai perjanjian damai antara Bahrain dan musuh Zionis di bawah naungan pemerintah AS telah menimbulkan guncangan yang luar biasa, kebencian dan penolakan populer yang meluas di kalangan rakyat Bahrain, kekuatan politik mereka, lembaga masyarakat sipil dan semua aktor dan kepribadian nasional."
Israel Siap Buka Kedubes Baru di Bahrain
LSM Bahrain Pemerintah Israel Kesepakatan Normalisasi