Amiram Ben Uliel ditahan polisi (Foto: AFP)
Tel Aviv, Jurnas.com - Pengadilan Israel menjatuhkan tiga hukuman seumur hidup kepada seorang ekstrimis Yahudi, yang menerima tiga tuduhan pembunuhan setelah bom api yang dilemparkannya menewaskan tiga anggota keluarga Palestina.
Dikutip dari Voice of America pada Selasa (15/9), Amiram Ben Uliel tidak pernah menyesali perbuatannya. Dengan mengenakan kemeja putih dan kopiah putih besar, dia dihukum tiga hukuman penjara seumur hidup.
Serangan bom api lima tahun lalu di desa Duma, Tepi Barat, adalah salah satu serangan teror Yahudi paling brutal dalam beberapa tahun terakhir, dan berkontribusi pada gelombang ketegangan Israel-Palestina.
Sejumlah politisi Israel mengutuk serangan itu, yang merenggut nyawa Saad dan Riham Dawabshe serta putra mereka yang berusia 18 bulan, Ali. Hanya satu orang yang selamat yakni seorang anak berusia lima tahun bernama Ahmed.
Kakek Ahmed, Hussein, yang membesarkan bocah itu, mengatakan putusan itu tidak akan mengembalikan orang mati.
Dia mengatakan keputusan pengadilan tidak akan mengembalikan apapun kepada Ahmed. Hussein berkata dia hanya tidak ingin ada anak mengalami trauma yang dialami bocah itu.
Ben Uliel memiliki komplotan yang masih di bawah umur pada saat itu. Dia akan dihukum dalam beberapa hari mendatang.
Ayman Odeh, seorang anggota Arab-Israel dari Knesset menggambarkan hukuman itu sebagai "keadilan parsial bagi yang terbunuh dan untuk (Ahmed) muda, yang selamat dari malam yang mengerikan itu."
Pengacara Ben Uliel, Asher Ohayon, menuduh kliennya disiksa saat diinterogasi dan keputusannya akan diajukan ke Mahkamah Agung Israel. Pengacara menyebut putusan itu sebagai kesalahan hukum dan berharap putusan itu diubah.
Sementara itu pendukung Ben Uliel berdemonstrasi di luar ruang sidang saat putusan dibacakan.
Ben Uliel sebelumnya mengaku melakukan pembunuhan itu dan menunjukkan kepada pengadilan bagaimana dia melakukannya.
KEYWORD :Ekstrimis Yahudi Israel Hukuman Seumur Hidup
