Selasa, 23/04/2024 17:39 WIB

Filipina Klaim Bebas Akses Vaksin Virus Corona AS

Juru Bicara Kepresidenan Filipina, Harry Roque mengatakan keputusan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte untuk mengampuni anggota marinir AS, Joseph Scott Pemberton kemungkinan salah satunya didorong keinginan mendapat akses ke vaksin COVID-19.

Vaksin virus corona Italia memiliki antibodi yang dihasilkan pada tikus yang bekerja pada sel manusia, menurut tes yang dilakukan di Rumah Sakit Spallanzani, penyakit menular Roma. (File foto: Reuters)

Manila, Jurnas.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Filipina mengatakan akan memiliki akses ke vaksin COVID-19 yang sedang dikembangkan perusahaan Amerika SerikAt (AS) tanpa syarat apapun.

Wakil Menteri Kesehatan Filipina, Maria Rosario Vergeire mengatakan tidak ada produsen vaksin AS yang dalam pembicaraan pemerintah dengan syarat yang ditetapkan. Menurutnya, semua vaksin potensial akan menjalani proses pengaturan untuk memastikan keamanan dan kemanjuran.

"Tidak ada persyaratan yang diberikan atau diberikan kepada kami," kata Vergeire pada konferensi pers, Jumat (11/9).

Filipina, yang merupakan salah satu negara berkembang dengan populasi besar yang berusaha mengamankan pasokan vaksin COVID-19, telah bertemu dengan produsen vaksin AS, Moderna Inc MRNA.O dan Pfizer Inc PFE.N.

Filipina juga telah mengadakan diskusi dengan China dan Rusia, yang termasuk di antara negara-negara yang memimpin perlombaan global untuk mengembangkan inokulasi COVID-19.

Pada Kamis (10/9), Juru Bicara Kepresidenan Filipina, Harry Roque mengatakan keputusan Presiden Filipina, Rodrigo Duterte untuk mengampuni anggota marinir AS, Joseph Scott Pemberton kemungkinan salah satunya didorong keinginan mendapat akses ke vaksin COVID-19.

Dinukilr dari Reuters, hanya berselang satu hari, Roque menegaskan pernyataannya tersebut hanya pendapat pribadi.

Biro Imigrasi Filipina mengatakan, Pemberton menjalani hukuman enam hingga 10 tahun karena membunuh Jennifer Laude di dekat bekas pangkalan angkatan laut AS pada 2014. Dia kemungkinan akan dibebaskan dari penjara militer dan dideportasi akhir pekan ini.

Duta Besar Filipina untuk Washington, Jose Manuel Romualdez mengatakan para pejabat AS "terkejut" dengan pengampunan tersebut. Saat mereka menanyakan tentang Pemberton, mereka tidak memaksakan pembebasannya, katanya kepada saluran ANC News.

Filipina memiliki kasus COVID-19 terbanyak di Asia Tenggara, dengan lebih dari 248.000 infeksi yang dikonfirmasi. Negara Asia Tenggara itu berencana membeli 40 juta dosis senilai $ 400 juta untuk 20 juta orang, sekitar seperlima dari 107 juta populasinya. (Reuters)

KEYWORD :

Filipina Amerika Serikat Vaksin COVID-19




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :