Jum'at, 19/04/2024 18:40 WIB

Lima Perang Utaram Kostratani Gerakan Pembangunan Pertanian

Kostratani dibentuk untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada tingkat kecamatan.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi, meresmikan dua Model BPP Kostratani di Lampung Tengah, Kamis, (3/9).

Jakarta, Jurnas.com - Gerakan Komando Strategis Pembangunan Pertanian atau Kostratani, memiliki peran penting dalam pertanian. Setidaknya ada limat peran utama yang dimiliki Kostratani dalam pembanguan pertanian di Indonesia.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Kostratani dibentuk untuk mengoptimalkan tugas, fungsi dan peran Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang ada tingkat kecamatan.

"Kostratani adalah wujud gerakan pembangunan pertanian di Indonesia yang menyelaraskan kemajuan era industrialisasi 4.0. Kostratani berpusat di Kecamatan, karena pembangunan pertanian akan dilakukan dari lapangan, desa hingga kecamatan," katanya, Rabu (9/9).

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengatakan, kelima peran Kostratani, yaitu sebagai pusat data dan informasi, pusat gerakan pembangunan pertanian, pusat pembelajaran, dan pusat konsultasi agribisnis, serta pusat pengembangan jejaring dan kemitraan.

"Ujung tombak pembangunan pertanian di BPP terdiri dari Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Medik Veteriner, Paramedik Veteriner dan lain-lain, harus bisa men-drive BPP agar mampu melaksanakan peran utama tersebut dengan memanfaatkan teknologi informasi," tuturnya.

Ia mengatakan, BPP dimanfaatkan sebagai pusat data dan informasi bagi masyarakat untuk mengakses informasi tentang potensi wilayah, teknologi pertanian juga informasi pasar.

Dedi melanjutkan, Kostratani sebagai pusat gerakan pembangunan pertanian, melaksanakan kegiatan Gedor Horti, Propaktani, Gratieks dan lain-lain. Sasarannya adalah kelompok tani, Gapoktan, Kelompok Wanita Tani, petani millenial dan kelembagaan ekonomi petani.

"Untuk peran BPP selanjutnya, BPP sebagai pusat pembelajaran, diperuntukkan bagi penyuluh dan rekan- rekannya, bagi petani dan Gapoktan hingga KWT dengan tujuan meningkatkan pengetahuan, keterampilan sumber daya manusia pertanian yang ada di wilayah BPP," jelasnya.

Selanjutnya, BPP menjadi sekretariat konsultasi agribisnis untuk petani hingga swasta yang memastikan bahwa kegiatan agribisnis dapat meningkatkan pendapatan bagi petani dan masyarakat.

"Dan peran terakhir, BPP sebagai pusat pengembangan jejaring kerjasama dimana Brigade Kostratani akan memberikan akses dan informasi sehingga bisa terbentuk kerjasama dalam bidang pertanian," kat Dedi.

Dedi menargetkan, Tahun 2020, semua BPP di Indonesia akan menjadi Kostratani. Indikatornya, semua BPP terkoneksi dengan Agriculture War Room (AWR) Kementerian Pertanian. "Semakin banyak BPP menjadi Kostratani, maka semakin kuat pertanian di Tanah Air," tuturnya.

Dedi juga menambahkan untuk mendukung pencapaian target tersebut, khususnya di Provinsi Lampung, BPPSDMP memiliki unit kerja yang mempunyai tugas meningkatkan kapasitas SDMP Pertanian, yaitu Balai Pelatihan Pertanian (Bapeltan) Lampung.

Kepala Bapeltan Lampung, Abdul Roni Angkat, menegaskan dukungannya untuk pencapaian hal tersebut.

“Saat ini sudah terkoneksi sebanyak 158 BPP ke AWR Kementan dari 211 BPP yang ada di Provinsi Lampung. Hanya tinggal 53 BPP yang belum terkonekasi. Dan ditarget sampai September ini, semuanya sudah terkoneksi” tegas Roni.

Ditambahkannya, Bapeltan Lampung siap mengawal proses transformasi BPP menjadi BPP Kostratani di Provinsi Lampung.

KEYWORD :

Konstratani Kementan Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :