Kamis, 25/04/2024 13:17 WIB

Tensi Politik Naik Jelang Pilkada Lamongan Jatim

Tensi politik di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, semakin naik jelang perhelatan Pilkada Serentak 9 Desember mendatang. Selain orkestrasi politik para kandidat, beragam isu juga mencuat. Mulai dari skandal asmara hingga kasus dugaan korupsi.

Ilustrasi Pilkada

Jakarta, Jurnas.com - Tensi politik di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, semakin naik jelang perhelatan Pilkada Serentak 9 Desember mendatang. Selain orkestrasi politik para kandidat, beragam isu juga mencuat. Mulai dari skandal asmara hingga kasus dugaan korupsi.

Perilaku dan rekan jejak para kandidat menjadi perbincangan hangat warganet Lamongan, Jumat (4/9). Seperti postingan dar.woto.108 di akun Facebook. Dia mengunggah tulisan berjudul “Saling Lapor Antar Calon”. Dalam unggahannya dia menuliskan aksi saling menjatuhkan para kandidat. Isu yang diusung masalah video asusila dan kasus dugaan korupsi.

“Ada kubu yang berstatement dan melaporkan bahwa kandidat lain telah melakukan tindak asusila dan perbuatan tercela. Satunya lagi melaporkan karena adanya dugaan tindak pidana korupsi pengelolaan Dana Kas Bank Daerah dan kredit fiktif oleh Bank Daerah Lamongan”.

Pilkada Lamongan pada 9 Desember mendatang diprediksi bakal diikuti tiga pasangan. Yaitu, Yuhronur Effendi - KH. Abdul Rouf, Kartika Hidayati - Saim, dan Suhandoyo - Muhammad Suudin. Hingga kini belum ada satu pun yang resmi mendaftar ke KPUD Lamongan.

Dua kandidat pertama berangkat dari jalur partai, sementara pasangan terakhir dari jalur independen. Mulai masuknya tahapan pendaftaran membuat perbincangan tentang Pilkada semakin intens.

Tak heran unggahan dar.woto.108 di atas langsung disambut antusias warganet. Adu argumen pun saling bersahutan di kolom komentar dan dibagikan hingga ratusan kali.
Warganet lainnya, mashuri.jailan juga menuliskan unggahan serupa.

Dia bertanya tentang kabar yang santer beredar tentang adanya salah satu kandidat yang tersandung masalah asusila. Begitu pula tentang dugaan korupsi kandidat lainnya.

“Jangan sampai ada calon pemimpin yang rusak moralnya. Calon semacam itu jangan dipilih, karena bisa merusak sebuah tatanan yang ada,” tulisnya.

Sementara netizen dengan akun yono.berkah.121 tak mau ketinggalan. Dia mempertanyakan kasak-kusuk tentang para kandidat di jagat maya.

“Apa benar ada salah satu kandidat di Pilkada Lamongan yang dilaporkan karena diduga melakukan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan Bank Daerah Lamongan (BDL)? Apa benar ada salah satu kandidat yang diduga berperilaku tercela dan melakukan perbuatan asusila?. Mari kita jaga kualitas dan martabat Pilkada Lamongan. Masyarakat tentu berharap dan benar-benar nantinya memilih pemimpin yang berkualitas, tepat, dan tegas beserta berbasis kerakyatan. Bukan yang cacat moral!!”

Para kandidat masih berebut rekomendasi partai sebelum daftar ke KPUD Lamongan. Dari total 50 kursi di DPRD Lamongan, PKB memiliki 10 kursi, disusul Partai Demokrat 9 kursi, PDI-P8 kursi, PAN 7 kursi, Golkar 6 kursi, Gerindra 4 kursi, PPP 3 kursi, kemudian NasDem, Perindo dan Hanura masing-masing 1 kursi. Masing-masing partai atau gabungan partai baru bisa mengusung kandidat dengan syarat mengantongi 10 kursi.

KEYWORD :

Tensi Politik Lamongan Jawa Timur Pilkada 2020




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :