Rabu, 24/04/2024 02:16 WIB

Hamas Desak Persatuan Palestina Lawan Skema Politik AS-Israel

Kesepakatan abad ini yang diungkapkan Presiden AS, Donald Trump pada Januari, saman dengan dukungan Washington untuk pelanggaran luar biasa yang dilakukan Tel Aviv terhadap Palestina.

Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh melambaikan tangan saat tiba di ibu kota Lebanon, Beirut pada 3 September 2020. (Foto oleh AFP)

Yerusalem, Jurnas.com - Gerakan perlawanan Palestina, Hamas mendesak semua faksi Palestina bersatu melawan skema politik Amerika Serikat (AS), Israel, dan rezim Arab, yang menargetkan perjuangan Palestina.

"Kami berkumpul hari ini untuk mengatakan bahwa bangsa Palestina akan tetap bersatu baik di dalam maupun di luar negeri," tegas Ketua Biro Politik HamasIsmail Haniyeh pada rapat paripurna sesama pemimpin Palestina di ibu kota Lebanon, Beirut pada Kamis (3/9).

Pertemuan itu diikuti Pemimpin Jihad Islam, Ziyad al-Nakhalah, kelompok perlawanan Palestina lainnya. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, juga berpidato dalam pertemuan itu melalui tautan video dari kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki Israel.

"Kami sedang melalui tahap yang belum pernah terjadi sebelumnya dan berbahaya yang menyimpan ancaman strategis bagi perjuangan Palestina dan kawasan ini," kata Haniyeh sebelum melanjutkan untuk menyebutkan beberapa sumber ancaman.

Ia mengatakan, kesepakatan abad ini yang diungkapkan Presiden AS, Donald Trump pada Januari, saman dengan dukungan Washington untuk pelanggaran luar biasa yang dilakukan Tel Aviv terhadap Palestina.

Haniyeh menunjuk pada bantuan yang menular ke Israel berdasarkan kesepakatan, termasuk dukungan AS untuk aneksasi Israel atas bagian-bagian Tepi Barat, di mana rezim Israel telah membangun permukiman sejak menduduki wilayah itu pada tahun 1967.

Ia juga merujuk pada tren détente yang masih baru antara beberapa rezim Arab dan Israel yang membuat Uni Emirat Arab (UEA) dan rezim pendudukan mengumumkan normalisasi hubungan mereka pada 13 Agustus.

Semua intrik, kata pejabat Palestina itu, ditujukan untuk menyerahkan sejarah dan geografi ke terlupakan.

Namun begitu, ia menegaskan bahwa jawaban Palestina terhadap skema tersebut adalah perlawanan yang mencakup semua, menambahkan bahwa Israel akan tetap menjadi musuh dan Palestina tidak akan menyerahkan bahkan satu inci pun dari tanah mereka. (Press TV)

KEYWORD :

Gerakan Perlawanan Palestina Hamas Amerika Serikat Israel Negara Teluk Uni Emirat Arab Ismail Haniy




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :