Kamis, 25/04/2024 12:14 WIB

RI Pertimbangkan Produksi Lokal Vaksin China-UEA

Pembicaraan mengenai Indonesia menjadi bagian dari program produksi vaksin menyusul kesepakatan penyediaan 10 juta dosis vaksin yang belum diimpor akhir tahun ini.

Menurut ilmuwan Inggris, vaksin Covid-19 baru akan tersedia paling cepat awal tahun depan (Foto: Mirror)

Jakarta, Jurnas.com - Pemerintah Indonesia masih melanjutkan perburuan vaksin virus corona baru (COVID-19). Negara dengan jumlah populasi 267 juta itu sedang mempertimbangkan memproduksi vaksin secara lokal yang sedang menjalani fase ketiga uji klinis di Abu Dhabi.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Lukito mengatakan, Indonesia dan UEA sudah berbicara kemungkinan pembuatan vaksin, yang sedang dikembangkan  G42 Healthcare yang berbasis di Abu Dhabi dan produsen vaksin China Sinopharm CNBG untuk meningkatkan produksi dan pasokan obat.

Pernyataan ini mengikuti kunjungannya ke Abu Dhabi pada 24-26 Agustus 2020. Lukito bertemu asisten wakil menteri kebijakan kesehatan dan perizinan di Kementerian Kesehatan UEA, penjabat wakil menteri Departemen Kesehatan Abu Dhabi, CEO G42 dan seorang Perwakilan Sinopharm.

Pada kesempatan tersebut, Lukito juga mengunjungi pusat pengujian vaksin di Pusat Pameran Nasional Abu Dhabi.

Ia mengatakan sudah berdiskusi dengan CEO G42 tentang kemungkinan industri farmasi Indonesia menjadi bagian dari rantai produksi komersial vaksin untuk digunakan di Indonesia dan luar negeri karena vaksin UEA masih dalam tahap awal.

Produsen vaksin milik negara Indonesia, Bio Farma dalam persiapan memproduksi vaksin seperti yang dikembangkan perusahaan China Sinovac meningkatkan kapasitasnya untuk memproduksi hingga 250 juta dosis tahun depan.

Pembicaraan mengenai Indonesia menjadi bagian dari program produksi vaksin menyusul kesepakatan penyediaan 10 juta dosis vaksin yang belum diimpor akhir tahun ini.

Kesepakatan tersebut ditandatangani saat kunjungan Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir ke Abu Dhabi dua pekan lalu.

Lukito mengatakan kunjungannya ke UEA adalah untuk memastikan uji klinis di Abu Dhabi berjalan dengan baik. "Kami melihatnya terorganisir dengan sangat baik, dengan sejumlah besar subjek pengujian dengan berbagai kebangsaan yang berbeda," ujarnya.

BPOM mengatakan dalam sebuah pernyataan, kandidat vaksin COVID-19 diberikan izin penggunaan darurat oleh badan obat dan makanan China, National Medicines Products Administration (NMPA), pada Juli 2020, berdasarkan hasil fase satu dan dua uji klinis dan disertifikasi halal.

Vaksin bersertifikat halal dapat memperlancar proses impor dan distribusinya di negara berpenduduk mayoritas Muslim terbesar di dunia. (Arab News)

KEYWORD :

Vaksin COVID-19 Uni Emirat Arab China Penny Lukito




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :