Rabu, 24/04/2024 00:10 WIB

Pakistan Undang Taliban untuk Negosiasi Damai

Pakistan telah mengundang juru runding utama Taliban ke ibu kota Islamabad, untuk mendorong pembicaraan damai guna mengakhiri konflik di negara tetangga Afghanistan.

Pasukan Taliban (Foto: Memo)

Islamabad, Jurnas.com - Pakistan telah mengundang juru runding utama Taliban ke ibu kota Islamabad, untuk mendorong pembicaraan damai guna mengakhiri konflik di negara tetangga Afganistan.

Demikian penuturan Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi pada Senin (24/8) sebagaimana dikutip dari AFP.

Sebelumnya, Taliban dan pemerintah Afganistan telah mengisyaratkan siap memulai pembicaraan, segera setelah hari raya Iduladha, yang berakhir awal bulan ini. Tapi prosesnya macet karena pertukaran tahanan yang kontroversial.

Kedua belah pihak telah berjuang selama hampir dua dekade dalam konflik yang menewaskan puluhan ribu orang.

"Delegasi itu berada di Islamabad, dan kami akan mengadakan pembicaraan dengan mereka besok sebagai bagian dari upaya yang bertujuan untuk (membangun) rasa saling percaya," kata Qureshi dalam konferensi pers.

Qureshi mengatakan Islamabad telah mengundang Taliban ke Pakistan untuk menekankan pentingnya perundingan, dengan mengatakan negosiasi adalah satu-satunya jalan untuk perdamaian Afganistan.

"Ini untuk perdamaian rakyat Afganistan, dan tugas kami adalah sebagai fasilitator," tambah dia.

"Tujuan utamanya adalah untuk mengamankan perdamaian, dan fase berikutnya harus menjadi awal dari dialog intra-Afganistan."

Di bawah pertukaran tahanan, Kabul telah membebaskan sekitar 4.680 tahanan pemberontak, sementara Taliban mengatakan telah membebaskan 1.000 anggota pasukan keamanan Afganistan, secara luas memenuhi kesepakatan yang diuraikan dalam kesepakatan yang dicapai antara AS dan Taliban.

Tetapi pertukaran itu telah tersandung pada beberapa ratus tahanan terakhir, di mana Kabul enggan melepaskan pejuang Taliban yang dianggap berbahaya karena terkait dengan serangan mematikan.

Sementara itu, Abdullah Abdullah, yang memimpin proses perdamaian pemerintah Afganistan, menyerukan agar pertukaran tawanan ditutup.

"Kami menyerukan penyelesaian pertukaran tahanan, dan segera memulai pembicaraan intra-Afganistan untuk mengakhiri penderitaan suatu bangsa," kata Abdullah di Twitter.

Pada Oktober 2019, Mullah Abdul Ghani Baradar, salah satu pendiri Taliban yang menghabiskan delapan tahun dalam tahanan Pakistan, memimpin delegasi ke Islamabad menjelang kesepakatan yang ditandatangani kelompok tersebut pada Februari dengan Washington.

Islamabad mengatakan pengaruhnya atas Taliban mendorong para militan untuk bergabung dalam pembicaraan dengan AS.

Ketegangan tetap tinggi antara Islamabad dan Kabul, sebab pemerintahan Presiden Ashraf Ghani sering mengecam Pakistan karena diduga melindungi, mendanai, dan memasok Taliban.

Pakistan, yang merupakan satu dari tiga negara yang mengakui rezim Taliban pada 1990-an, membantah klaim tersebut.

KEYWORD :

Taliban Konflik Afganistan Pakistan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :