Sabtu, 20/04/2024 10:58 WIB

Mesin Partai Pendukung Ahok-Djarot Bermasalah

Penolakan sejumlah kader partai terhadap pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI membuat kerja mesin partai pengusung bermasalah.

Ilustrasi

Jakarta - Penolakan sejumlah kader partai terhadap pencalonan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Pilkada DKI membuat kerja mesin partai pengusung bermasalah alias semakin rapuh.

Pengamat Politik dari Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan, penolakan terhadap Ahok oleh sejumlah kader partai yang memiliki basis suara di DKI Jakarta, tentu akan berdampak pada kerja partai di akar rumput.

"Konsolidasi partai di akar rumput akan mengalami masalah. Kalau kemudian partai tidak mampu menarik dan meyakinkan kader di bawahnya, maka besar kemungkinan akan mengikuti tokoh-tokoh itu," kata Said, kepada Jurnas.com, Jakarta, Senin (26/9).

Said memaparkan sejumlah kader partai yang melawan kebijakan untuk mengusung Ahok di Pilkada DKI Jakarta. Dari kader Partai Golkar, Fuad Hasan Mansyur. Fuad adalah ketua Golkar di DKI sebelum Fayakhun.

Menurutnya, Fuad memiliki motor pergerakan masa yang cukup kuat di DKI Jakarta. "Bahkan dua hari lalu Anis Baswedan berkunjung ke rumahnya. Kalau Fuad bukan motor penting di Golkar tidak mungkin Anies mendatangi," jelasnya.

Dari PDI Perjuangan, kata Said, Boy Sadikin yang juga merupakan tokoh penting partai berlambang banteng moncong putih itu di Jakarta.

"Boy Sadikin memiliki pengikut yang cukup banyak. Boy Sadikin punya ketokohan, sebut saja dia membuat kemenangan PDIP di DKI. Konsolidasi PDIP di akar rumput mengalami masalah," jelasnya.

Sementara, dari Partai Hanura ada tiga kader yang membangkang atas keputusan partai untuk mengusung Ahok. Mereka adalah, Muhammad Guntur dari posisi Ketua DPC Hanura Jakarta Timur, Rahmat HS dan Bustami, dari keanggotaan DPD Hanura DKI Jakarta.

"Setidaknya ada tiga tokoh di Partai Hanura yang menghambat pemenangan di tubuh Hanura. Ini artinya ada persoalan di tubuh pemenangan Ahok-Djarot," terangnya.

Sedangkan dari Partai NasDem ada dua kader yang membelot dari keputusan partai. Adalah, Tedjo Edy dan Dodi Ilham salah satub pengurus DKI Jakarta.

KEYWORD :

Pilkada DKI Pilgub DKI Pilkada DKI Jakarta Pilgub DKI Jakarta PDIP Golkar Nasdem Hanura Ahok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :