Rabu, 24/04/2024 03:52 WIB

Kementan Klaim Terjadi Peningkatan Populasi Sapi Indukan di Mayoritas Provinsi

Terjadi pengurangan jumlah sapi indukan bantuan pemerintah sebanyak 15 ekor dari jumlah awal 150 ekor. Hal ini terjadi pada Januari hingga Juni 2019.

Peternak memberikan pakan sapinya. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mencatat adanya peningkatan populasi sapi indukan sebesar 8% pada 2018. Data ini dihimpun dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di provinsi.

Tercatat, ada kelahiran pedet sebanyak 217 ekor pada 2018. Sapi indukan Brahman Cross bantuan pemerintah sebanyak 2.652 ekor ini disebar di 15 provinsi pada tahun 2018, dan telah berkembangbiak dengan baik.

"Sampai saat ini populasi sapi indukan mencapai 2.869 ekor," terang Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH, Sugiono dalam keterangan tertulisnya diterima jurnas.com, Senin (6/8).

Sugiono juga mengatakan terjadi pertumbuhan di sebagian besar provinsi penerima bantuan. Contohnya di Provinsi Riau tercatat penambahan jumlah hingga 51% dari 45 ekor menjadi 68 ekor, Sumatera Barat meningkat 28% dari jumlah awal 110 ekor menjadi 141 ekor, dan Provinsi Jambi meningkat 24% dari jumlah awal 50 ekor menjadi 62 ekor.

Sementara di Provinsi Kepulauan Riau, lanjut Sugiono, terjadi pengurangan jumlah sapi indukan bantuan pemerintah sebanyak 15 ekor dari jumlah awal 150 ekor. Hal ini terjadi Januari hingga Juni 2019.

Menurut Sugiono, pengurangan ini terjadi karena kemarau panjang yang berakibat ketersediaan pakan hijauan sulit didapatkan.

"Tapi secara umum pada 130 kelompok ternak dan 12 UPTD di 15 provinsi dalam kondisi baik. Memang ada beberapa ternak yang body condition score (BCS) rendah, namun itu sangat sedikit masih di bawah 2%," jelas Sugiono.

Saat ini, BCS rendah tersebut sudah berangsur-angsur dilakukan perbaikan melalui bantuan bibit rumput dan pendampingan Sumber Daya Manusia (SDM) dari BPTU-HPT Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak, Ditjen PKH.

Selain itu, ada juga bantuan pendampingan kerja sama dari asosisasi ISPI melalui kegiatan program perbaikan sapi betina produktif. "Semua bantuan itu dimaksudkan untuk membantu peternak meningkatkan kondisi body condition score," ujar Sugiono.

 

Kelompok Tani Berkah Usaha juga sekaligus menghapus mitos bahwa sapi indukan Brahman Cross impor tidak bisa bunting kedua, buktinya saat ini dari tujuh ekor indukan yang bunting, empat ekor diantaranya merupakan bunting kedua.

Kelompok yang beranggotakan 15 orang ini berkomitmen untuk terus mengembangkan sapi indukan yang telah diberikan. Anakan yang berjenis kelamin betina akan dibesarkan dan dijadikan induk.

Ketua Kelompok Tani Berkah Usaha, Sudjianto menjelaskan, kunci kesuksesan mengelola ternak bantuannya tidak terlepas dari semangat di antara anggota kelompok yang saling menguatkan dan mempunyai perasaan yang sama.

Ia mengatakan keberhasilan dalam pemeliharaan sapi indukan Brahman Cross impor utamanya adalah penyediaan pakan hijauan yang cukup, kekompakan anggota dan pemberian tanggung jawab dalam memelihara masing-masing sapi indukan menjadi motivasi tersendiri bagi anggota.

"Jika ada anggota kelompok yang sapi peliharaan tidak bunting maka yang lain cepat tanggap dan dilakukan pemeriksaan," ungkap Sudjianto.

KEYWORD :

Sapi Indukan Ditjen PKH Sugiono Brahman Cross




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :