Jum'at, 19/04/2024 10:44 WIB

Jazilul Fawaid: Agar Proses Pendidikan Tetap Berlangsung, Pemerintah Wajib Sediakan Layanan Internet

Kita butuh jaringan komunikasi yang bagus

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid dalam suatu acara diskusi dengan tema Covid-19 Di Tengah Masa Kenormalan Baru yang disiarkan secara langsung oleh salah satu station radio di Jakarta, 25 Juni 2020, pukul 15.00 WIB, menuturkan mencari ilmu merupakan suatu tuntunan hidup yang wajib ditempuh dari ayunan hingga liang lahat.

Dengan ilmu itulah seseorang bisa sukses hidupnya. “Ilmu dapat mengangkat derajad hidup seseorang,” tuturnya.

Lebih lanjut dikatakan, suatu bangsa maju atau tidak akan ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM)-nya. Dari sinilah Jazilul Fawaid menegaskan arti penting akan pendidikan dan kewajiban untuk meraihnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu mengakui dunia pendidikan di Indonesia dan di banyak negara lain yang juga terdampak pandemi Covid-19 terganggu.

Akibat adanya larangan berkerumun membuat sekolah ditutup. Sebagai gantinya proses pendidikan dilakukan degan cara jarak jauh, seperti lewat online.

Untuk itu Jazilul Fawaid menegaskan agar pemerintah tanggap memberi pelayanan publik dalam masa new normal. Diungkapkan, salah satu yang harus diperhatikan pemerintah dalam dunia pendidikan dalam masa new normal adalah memberikan layanan penyediaan internet. “Kita butuh jaringan komunikasi yang bagus,” katanya.

Dengan jaringan yang bagus dan ketersediaan internet maka proses pendidikan akan tetap berlangsung. Dirinya sedih ketika proses pendidikan selama masa PSBB, stay at home, work from home, terganggu.

Bila demikian terus terjadi menurut Jazilul Fawaid akan menyebabkan hilangnya satu generasi. “Anak-anak selama masa pandemi Covid-19 jadi kekurangan asupan pendidikan,” ujarnya.

Ia berharap kepada pemerintah agar memperhatikan dunia pendidikan seperti pemerintah juga memperhatikan dunia usaha.

Diakui sekarang kebutuhan internet merupakan kebutuhan primer. “Dulu kebutuhan primer sandang, pangan, dan papan, sekarang ditambah dengan kebutuhan internet,” katanya.

Menurut Jazilul Fawaid terdampak dari pandemi Covid-19 tidak hanya dunia pendidikan umum. Dunia pendidikan pesantren pun juga terkena dampak yang sama. Oleh sebab itu, dirinya meminta kepada pemerintah juga memperhatikan pendidikan pesantren.

Jazilul Fawaid mengajak semua untuk mengambil hikmah dari wabah Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020. Dengan adanya wabah membuat manusia dituntut untuk hidup bersih. “Bersih badan dan lingkungan,” ujarnya.

Untuk mengatasi Covid-19, di saat vaksin belum ditemukan, Jazilul Fawaid meminta semua untuk waspada. Diharapkan semua mematuhi aturan protokol kesehatan yang diberlakukan. Dicontohkan, aktivitas di Komplek Parlement sudah menerapkan protokol kesehatan. “Namun yang sifatnya kerumunan masih kita hindari. Meski hidup dalam masa pandemi, kita jangan kehilangan produktifitas,” ucapnya.

Paling penting dalam masa pandemi Covid-19 menurut Jazilul Fawaid adalah penanganannya. “Jangan sekadar membuat konferensi press tentang perkembangan jumlah orang tertular,” ucapnya.

Untuk menyatakan daerah itu merah atau hijau, ia mengusulkan wilayah yang diukur adalah luasan kecamatan. Kalau wilayah yang diukur kabupaten akan merugikan masyarakat. “Dengan demikian tidak semuanya ditutup,” ungkapnya. Hal demikian diusulkan sebab ada wilayah-wilayah kecamatan yang berada pada zona hijau.

Dalam closing statement, Jazilul Fawaid mengatakan, kita akan memenangkan perlawanan melawan Covid-19 bila dilakukan dengan kebersamaan dan saling bantu. “Dalam masa new normal kita melakukan aktivitas seperlunya, sepentingnya, saja dengan menerapkan protokol kesehatan,” ujarnya. 

KEYWORD :

Kinerja MPR Jazilul Fawaid Pendidikan Internet




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :