Jum'at, 19/04/2024 18:52 WIB

Tingkatkan Produktivitas, Petani Cilacap Tanam Benih Hibrida Bantuan Pemerintah

Walaupun harga benih hibrida cukup mahal saat itu sekitar Rp90.000-Rp100.000, namun terbayar dengan hasilnya yang memuaskan.

Benih Hibrida. (Foto: Ist)

Cilacap, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo meminta kepada petani sebagai penggerak utama penyedia sumber pangan agar meningkatkan produksi padi dengan manfaatkan strategi dan cara yang bijak.

Untuk itu Poktan Sido Langgeng Desa Sidamulya Kecamatan Sidareja Kabupaten Cilacap memanfaatkan bantuan benih padi varietas hibrida yang diberikan pemerintah.

"Pemerintah senantiasa mendorong petani untuk tetap semangat meningkatkan produktivitas pertanian. Pertanian tidak boleh berhenti untuk menjaga ketersediaan stok pangan," ujar Syahrul.

Thohir, Ketua Kelompok Tani (Poktan) Sido Langgeng menyampaikan terimakasih kepada pemerintah yang telah memberikan bantuan benih padi varietas hibrida SL 8 di MT II tahun 2020 ini.

"Hal ini merupakan kali pertama mencoba varietas hibrida karena sebelumnya bantuan yang diperoleh adalah varietas inbrida. Banyak petani yang telah melakukan sebar benih dilahan dari bantuan yang diperoleh untuk 10 hektare. Rata-rata hasil panen varietas inbrida di musim sebelumnya hanya sekitar 7-8 ton per hektare saja," tutur Toto sapaanya.

Menurutnya dengan melihat potensi hasil panen varietas hibrida SL 8 yang mencapai 14,83 ton per hektare, mampu memperkuat harapan petani bahwa musim tanam kali ini akan meningkatkan produksi. Dengan demikian pendapatan petani akan naik dan nantinya membantu ketahanan pangan di masa pandemi Covid-19 sekarang ini.

Toto juga mengungkapkan keuntungan yang sangat dirasakan oleh anggota Poktan Sido Langgeng. "Keuntungan kami rasakan yaitu jumlah benih yang digunakan lebih hemat, cukup 15 kg per hektare. Dengan cara tanam bibit muda dan model iwir 1-2 batang per tancap membuat anakan tumbuh banyak. Jarak tanam 30 x 30 cm, memberi ruang akar berkembang leluasa sehingga tanaman tumbuh optimal," jelas Toto.

Ditambahkannya walaupun harga benih hibrida cukup mahal saat itu sekitar Rp90.000-Rp100.000, namun terbayar dengan hasilnya yang memuaskan. "Dengan adanya bantuan benih padi varietas hibrida dari pemerintah, kami sangat terbantu bisa ikut mencoba menanamnya tanpa harus merogoh kantong dalam-dalam," katanya.

Dalam hal pendampingan petani, Eti Solikhatun sebagai penyuluh pendamping di Kecamatan Sidareja menjelaskan untuk berbudidaya padi hibrida sesuai anjuran merupakan tantangan tersendiri. Karena karakteristik petani yang umumnya masih nyaman dengan kebiasaan terdahulu.

"Disinilah pekerjaan sesungguhnya dari seorang penyuluh pertanian seperti kami yang harus mendampingi petani dalam meningkatkan ketrampilan teknis, pengetahuan, mengembangan perubahan sikap yang lebih baik dan membangun kemandirian dalam mengelola lahannya," pungkas Eti.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian, Dedi Nursyamsi juga selalu menegaskan masalah pangan adalah masalah yang sangat utama, hidup matinya suatu bangsa, pertanian tidak boleh berhenti apapun yang terjadi.

"Petani harus tetap semangat tanam, semangat olah dan semangat panen untuk penyediaan pangan untuk mencukupi kebutuhan 267 juta jiwa," ujar Dedi.

KEYWORD :

Petani Cilacap Benih Hibrida Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :