Kamis, 25/04/2024 15:11 WIB

Produk KWT Lampung Dapat Sertifikat Pangan IRT Aman Konsumsi

Bermodalkan iuran Rp5.000, KWT yang bernama Mekar Jaya ini mampu memproduksi sayuran segar dari pekarangan rumah.

Urban farming. (Foto: Ditjen Hortikultura)

Lampung, Jurnas.com - Kelompok Wanita Tani (KWT) di Pagelaran Utara Kabupaten Pringsewu, Lampung produksi sayuran segar dari Pekarangan Pangan Lestari. Produknya kini sudah bersertifikat sebagai Produk Pangan Industri Rumah Tangga yang aman konsumsi.

Bermodalkan iuran Rp5.000, KWT yang bernama Mekar Jaya ini mampu memproduksi sayuran segar seperti bayam, kangkung, sawi, pakcoy, cabe, tomat, daun bawang, terong, seledri, jahe, temulawak, kencur, kunyit, daun sirih dan tanaman rimpang.

Selain sayuran dan biofarmaka dalam bentuk segar, KWT yang diketuai oleh Nursiah ini juga mengembangkan produk olahan rimpang dan biofarmaka.

"Selain sayuran segar, kami juga produksi jahe instan, kunyit instan, sari jahe seduh dan temulawak instan yang sudah memiliki Izin Produksi Industri Rumah Tangga (P-IRT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pringsewu," ujar Nursiah pada Rabu (17/6).

"Produk olahan lainnya, yaitu Kencur Instan dan Keripik Daun Sirih, sudah diproduksi namun belum keluar P-IRTnya," tambahnya.

Nursiah menjelaskan, KWT yang pada awal dibentuk beranggotakan 25 orang ini, memasarkan sayuran segarnya masih terbatas ke masyarakat sekitar, tukang sayur keliling dan pedagang pengepul sayur. Namun untuk produk olahannya, sudah dipasarkan secara daring.

Kegiatan KWT Mekar Jaya menjadi salah satu bagian program Kementerian Pertanian (Kementan), yakni Pekarangan Pangan Lestari (P2L). Program P2L ini sudah berlangsung sejak tahun 2020.

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka mendukung program pemerintah untuk penanganan daerah prioritas intervensi stunting dan penanganan prioritas daerah rentan rawan pangan atau pemantapan daerah tahan pangan.

P2L sendiri merupakan kegiatan yang dilaksanakan kelompok masyarakat secara bersama-sama dalam mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan. Tujuannya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan, serta pendapatan.

Nursiah berharap dengan adanya P2L ini, ibu- ibu anggota KWT mendapatkan penghasilan dari pemanfaatan pekarangannya dan juga bisa menghemat biaya pengeluaran untuk kebutuhan dapur.

"Harapan ke depannya, kami bisa memasarkan sayuran dan olahan kami lebih luas lagi. Kami juga sudah mulai mengembangkan pemanfaatan Pekarangan dengan memeliharaan ikan dan ayam kampung," Kata Nursiah.

KWT Mekar Sari juga dibina oleh Ambar Widiatmoko selaku Penyuluh Pertanian Kecamatan Pagelaran Utara bersama Epi Kurniawan, Penyuluh Pertanian Pekon Giri Tunggal.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo beberapa kali mengingatkan pentingnya mempercepat tanam dan memanfaatkan setiap lahan kosong untuk ditanami tanaman yang cepat panen di masa pandemi COVID-19.

"Dalam menghadapi krisis yang ada, pertanian menjadi pilihan untuk bisa survive. Karena itu, mari kita menggalakkan pertanian, tidak perlu dengan lahan besar. Di family farming atau lahan-lahan pekarangan di sekitar rumah kita bisa dimanfaatkan," kata Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDM), Dedi Nursyamsi juga menegaskan, sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting, apalagi di masa pandemi COVID- 19.

"Sektor yang lain mungkin terhenti dengan adanya COVID-19, namun sektor pertanian harus tetap berjalan, karena seluruh rakyat Indonesia membutuhkan pangan," katanya.

KEYWORD :

Kelompok Wanita Tani Kabupaten Pringsewu Tanaman Pekarangan Sayur-sayuran Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :