Sabtu, 20/04/2024 09:43 WIB

Sujarwo Prediksi Ekspor Pertanian Masih akan Tumbuh Selama COVID-19

Kelembagaan petani yang berada di daerah-daerah sudah menunjukan kemajuan yang luar biasa. Namun, masih sangat perlu untuk dikembangkan.

Petugas Karantina pertanian sedang melakukan pengecekan produk pertanian yang siap diekspor. (Foto: Kementan)

Jakarta, Jurnas.com - Pengamat pangan, Sujarwo mengatakan, kenaikan lalu lintas ekspor pertanian berpotensi meningkat lebih tajam lagi, jika agregat suplai pertanian ikut meningkat.

Sujarwo yang juga Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Pertanian (FP) Universitas Brawijaya mengatakan, diperlukan sentuhan teknologi dan observasi supaya peluang pasar yang tersedia bisa dimanfaatkan dengan baik.

"Aspek sustainabilitas suplai juga menjadi penting untuk terus di kelola dengan baik sehingga supply chain dapat mengalir dengan risiko lebih rendah serta didukung kekuatan modal sosial dari hulu sampai hilir," ujar Sujarwo, Selasa (16/6).

Sujarwo menambahkan, kelembagaan petani yang berada di daerah-daerah sudah menunjukan kemajuan yang luar biasa. Namun, masih sangat perlu untuk dikembangkan. Sehingga economies of scale dan perencanaan produksi dapat dioptimalkan dengan matang.

"Neworking pasar dan kebutuhan spesifik pasar atas produk pertanian juga menjadi faktor penting. Jika produksi pertanian dapat menyesuaikan tarikan demand dengan baik maka kemajuan pertanian dan kemakmuran petani menjadi lebih dekat lagi direalisasikan," katanya.

Sujarwo menyebutkan, keunggulan komparatif yang dimiliki Indonesia harus diolah menjadi keunggulan kompetitif teknologi, efisiensi dan kualitas. Dengan pengolahan yang baik, maka sumber daya pertanian akan mampu berdaya saing dan memiliki nilai tambah.

"Saya berharap semoga Indonesia dapat berpartisipasi aktif mengeradikasi hunger and poverty (SDGs) dan berpartisipasi aktif bagi pengurangan kelaparan di dunia," ujar Sujarwo.

Sehari sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis selama Januari-Mei 2020, hanya sektor pertanian yang pertumbuhannya meningkat sebesar 5,63%. Peningkatan terjadi lantaran ekspor buah-buahan tahunan berada dalam posisi positif.

Selain itu, Sujarwo juga turut mengomentari terkait kenaikan upah buruh tani pada Mei 2020 menjadi Rp55.396. Menurutnya, kenaikan upah buruh tani secara generak meningkat karena efek living standard secara makro yang juga ikut meningkat. Adapun angka tersebut naik sebesar 0,14% dibandingkan April 2020.

"Penting untuk menjaga margin produksi agar tidak menurun. Karena bisa menurunkan kesejahteraan petani dan alih fungsi lahan semakin sulit dikendalikan," katanya.

Untuk itu, Sujarwo berharap intervensi pemerintah mampu dimaksimalkan agar semakin menguatkan petani dalam pengembangan Sumber Daya Manusia, kelancaran informasi, dan juga stimulasi produksi dalam jangka pendek maupun panjang.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Pengamat pangan Sujarwo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :