Jum'at, 19/04/2024 06:52 WIB

Pertanian Maju, Mandiri, dan Modern Wajib Alsintan

Dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan) proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien dan mampu meningkatkan produksi.

Petani mengunakan alat mesin tanam untuk menanam padi. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com – Kementerian Pertanian selalu berupaya mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern. Untuk itu, insan pertanian diimbau agar memanfaatkan penggunaan alat dan mesin pertanian untuk mendukung aktivitas di lapangan.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, pemanfaatkan alsintan memiliki banyak manfaat. Selain mewujudkan pertanian maju, mandiri, dan modern, penggunaan alsintan juga mempercepat masa tanam guna mengantisipasi kelangkaan pangan.

“Dengan alat dan mesin pertanian (Alsintan) proses pertanian bisa dilakukan dengan cepat, efisien dan mampu meningkatkan produksi. Jadi gunakanlah alat canggih yang ada supaya kita bisa ekspor. Kita harus serius dalam mengurus pertanian ini,” ujar Syahrul.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan, tingginya produktivitas adalah ciri khas pertanian modern. Beberapa tahun ke depan, pertanian Indonesia diharapkan sudah mencapainya dan saat ini kita sedang menuju pertanian yang maju, mandiri modern.

“Sekarang ini, sudah mulai terlihat adanya transformasi pertanian, dari pertanian tradisional ke pertanian modern,” tutur Dedi ketika membuka kegiatan Bertani On Cloud, Selasa (9/6).

Menurut Dedi, pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan produk bio sains, pemanfaatan teknologi, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dan pemanfaatan alsintan sesuai lahan geografis. Dengan menggunakan alsintan segala sesuatunya bisa berlangsung cepat, sehingga dapat meningkatkan produktivitas pertanian per satuan waktu.

"Dulu kita bisa menghasilkan 6-7 ton permusim per tahun, sekarang bisa 2 -3 kali panen per tahun. Selain itu, menurut hasil riset Badan Litbang, Kementan, dengan mengunakan alsintan bisa menghemat biaya produksi sebesar 40%-60%," jelasnya.

Contoh lainnya dengan pemanfaatan alsintan, kalau dulu saat panen padi terdapat losses sekitar 20%-25%, namun sekarang dengan menggunakan combine harvester, losses hanya sekitar 10%. Hal itu menandakan ada peningkatan produktivitas sebesar 10%.

Dedi juga memaparkan tuntutan untuk memodernisasi pertanian bukan lagi pada taraf harus, tetapi wajib hukumnya. Era pandemi ini justru semakin menguatkan tuntutan tersebut.

"Transformasi pertanian mutlak harus dilakukan. Digambarkan bahwa pertanian modern adalah bertani dengan cara-cara modern, sistem modern, memakai alat modern, varietas modern, dan manajemen modern dari hulu sampai hilirnya semua harus modern," katanya.

Kemudian Dedi juga mengungkapkan jika pertanian menghadapi siklus global yang tidak menentu. Hal ini harus diantisipsi dengan pertanian berproduktivitas tinggi. Caranya dengan pertanian modern dan tidak kalah penting pemanfaatan alsintan.

"Apabila seluruh masyarakat, petani dan penyuluh bahu membahu memenfaatkan alsintan, dalam waktu tidak terlalu lama dan dalam waktu singkat produk pertanian kita kan melejit. Kita akan mewujudkan ketahanan pangan nasional dan bisa meningkatkan ekspor produk pertanian,” ungkapnya.

Menurutnya, tema pelatihan ini memperlihatkan bahwa pertanian Indonesia sedang menuju modern. “Bertani on Cloud keren. Pengemasan acara dan metodologi penyampaian menarik. Pelatihan ini tidak sekedar teori tapi juga ada praktik di lapangan," tambahnya lagi.

Pada volume ke 16 ini, Pusat Pelatihan Pertanian melalui Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku mengangkat tema Pengelolaan Traktor Roda 2 (TR2) dan Traktor Roda 4 (TR4) untuk mendukung percepatan tanam. Kegiatan ini diikuti hampir 300 peserta yang berasal dari berbagai provinsi.

KEYWORD :

Alat Mesin Pertanian Dedi Nursyamsi Pertanian Modern




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :