Rabu, 24/04/2024 21:40 WIB

Dari Barang Bekas, Fenny Sukses Kembangkan Pertanian Hidroponik

Fenny merupakan salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian hidroponik.

Fenny merupakan salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian hidroponik. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong masyarakat untuk memanfaatkan lahan pekarangan untuk menghasilkan pangan tambahan untuk keluarga. Sebab, dari lahan pekarangan bisa menghasilkan sayur sehat, tanaman obat dan tanaman lainnya yang bisa digunakan untuk konsumsi keluarga.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi selalu memberikan motivasi kepada para penyuluh untuk mendampingi masyarakat dalam memanfaatkan lahan pekarangan.

"Banyak hal yang bisa dilakukan dalam pemanfaatkan lahan pekarangan, salah satunya dengan melakukan budidaya sayuran," ujar Dedi.

Dengan memanfaatkan lahan pekarangan, masayarakat bisa manfaatkan semua limbah rumah tangga untuk diolah menjadi pupuk organik, kemudian aplikasikan pada tanaman yang ada di pekarangan.

"Jika tidak memungkinkan melakukan budidaya dengan menanam secara langsung di media tanah, bisa juga dengan melakukan budidaya secara hidroponik," kata Dedi.

Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah, kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air pada budidaya dengan tanah.

Fenny merupakan salah satu ibu rumah tangga yang fokus mengembangkan pertanian hidroponik. Ia memulai budidaya dengan sistem hidroponik pada 2013 secara sederhana, dengan mempergunakan bahan bekas, seperti botol air mineral, toples sosis, jerigen, dan media lainnya.

"Setelah berhasil tumbuh dan bisa dikonsumsi sendiri, kami mulai berpikir (hidroponik) sangat bagus jika dikembangkan oleh seluruh rumah tangga, minimal mereka mampu menyediakan sendiri kebutuhan sayur yang sehat," kata alumni S1 Teknik Sipil dan Pendidikan Matematika itu.

Pada 2014, Ia mulai serius mensosialisasikan hidroponik. Kemudian pada akhir 2015 mendapat kepercayaan dari Pemerintah Kota Makassar untuk menangani Proyek Longgar (Lorong Garden).

Sejak 2016, Fenny bercerita lebih sering memberikan pelatihan dan penyuluhan secara swadaya ke masyarakat, komunitas, majelis taklim dan kelompok lainnya. Selain itu, Ia juga biasa menjadi narasumber pada pelatihan yang diadakan pemerintahan dan swasta.

"Alhamdulillah, pada 2017, kami dapat kepercayaan mendampingi kelompok petani hidroponik yang dibentuk oleh Badan Amil Zakat Pegawai BRI (YBM BRI)," kata Fenny.

Selain menanam sayur, aktivitas Fenny ialah menjual sayur dan membuat instalasi, bahan dan peralatan hidroponik serta mengadakan pelatihan-pelatihan berbayar sejak tiga tahun terakhir.

Selain mengelola lahan pekarangan, Fenny juga mengelola sekolah dhuafa setingkat TK dan SD yg berada dibawah naungan Kementerian Agama. Siswanya berasal dari anak panti asuhan, anak-anak pemulung, buruh serabutan, dan anak anak yatim piatu.

"Kami ingin mereka sedini mungkin mengenal pertanian dan memahami cara-cara melakukan budidaya tanpa harus memiliki lahan yang luas. Kelak kami berharap mereka mencintai pertanian, apapun profesi mereka," tutup Fenny

KEYWORD :

Ibu Rumah Tangga Pertanian Hidroponik Fenny Dedi Nursyamsi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :