Sabtu, 20/04/2024 14:40 WIB

Segini Omzet Jualan Ayam Serondeng Petani Milenial Asal Kaltim

Saat ini Ayam Sarondeng Kampus sudah memiliki cabang di Tenggarong. Per bulan omzet di masing-masing toko bisa mencapai Rp60 juta per bulan.

Muhammad Padil, petani milenial asal Kalimatan Timur yang mejual ayam surondeng. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo kerap mengatakan bahwa usaha agribisnis di Indonesia sangat menjajikan, apalagi dikelolah anak-anak milenial yang notabene melek teknologi.

"Sekarang saatnya yang muda yang menguasai teknologi jadi penggerak sektor pertanian. Dengan, teknologi modern, maka dunia ada dalam genggaman kalian. Saya percaya anak muda yang terjun di bidang pertanian punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, kini banyak petani milenial yang sukses menjadi pengusaha di berbagai sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir. Ini bukti bahwa pertanian merupakan sektor usaha yang sangat menjanjikan untuk masa depan.

Muhammad Padil adalah contoh petani milenial yang terbilang sukses dalam usaha agribisnis. Pria asal Samarinda, Kalimantan Timur ini adalah satu dari 67 orang petani melenial yang dikukuhkan sebagai Duta Pertanian Milenial dan Duta Petani Andalan pada April lalu. 

Pria kelahiran Pinrang, Sulawesi Selatan 29 tahun silam, ini mempunyai usaha kuliner ayam olahan dengan nama Ayam Serondeng Kampus, olahan singkong serta nugget singkong, di Samarinda.

Dalam menjalankan usahanya, Padil lulusan Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman ini, menggandeng perusahaan yang bergerak di bidang transportasi daring nasional, seperti Grab dan Gojek.

"Kalo mau pesan menu makanan kami, silahkan cek di aplikasi online, Ayam Serondeng Kampus pasti ada. Kami juga sediakan jasa pemesanan melalui aplikasi SMSKurir," ujar Padil

Dengan modal awal hasil bekerja dan beberapa pinjaman, saat ini Ayam Sarondeng Kampus sudah memiliki cabang di Tenggarong. Per bulan omzet di masing-masing toko bisa mencapai Rp60 juta per bulan.

Terkait hal ini, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyatakan, peningkatan jumlah petani pengusaha milenial merupakan upaya Kementan untuk mempercepat regenerasi petani.

"Turunnya jumlah petani berusia muda akan menimbulkan krisis petani. Karean itu, regenerasi petani mutlak dilakukan karena mereka akan berperan sangat strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia ke depan, di era modern," ujar Dedi.

"Mereka dipastikan melek teknologi dan cerdas," sambungnya.

KEYWORD :

Petani Milenial Usaha Agribisnis Dedi Nursyamsi Ayam Olahan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :