Kamis, 25/04/2024 16:29 WIB

Virus Corona, Kado Terbaik Hari Bumi Tahun Ini

Warga India juga melihat Gunung Himalaya untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.

Langit biru di Jakarta (Foto: Muti/Jurnas.com)

Shanghai, Jurnas.com - Pada Hari Bumi yang jatuh pada 22 April 2020 kali ini, kualitas udara dan air di China meningkat secara signifikan, akibat pandemi virus corona baru (Covid-19) memaksa masyarakat dan pabrik menghentikan aktivitas.

Tidak hanya itu, masyarakat di beberapa negara juga menikmati pemandangan langit biru, dan kemunculan hewan-hewan liar yang sebelumnya bak hilang tertelan lalu lintas manusia.

Dikutip dari Reuters, satwa liar seperti serigala, rusa, kangguru, kembali ke jalanan di sejumlah kota. Warga India juga melihat Gunung Himalaya untuk pertama kalinya dalam beberapa dekade terakhir.

Citra satelit NASA juga menunjukkan peningkatan kualitas udara yang signifikan di seluruh Eropa dan Asia.

Namun di sisi lain, masyarakat khawatir kondisi ini akan cepat berlalu jika virus corona berhasil ditangani, dan Bumi kembali dipenuhi oleh asap-asap pabrik.

"Pada paruh kedua tahun ini, ketika epidemi mereda, cuaca perlahan akan menjadi lebih buruk setelah pabrik dibuka kembali," kata Tang Zhiwei (27) warga Shanghai.

"Cobalah yang terbaik untuk menikmati langit biru sekarang," imbuh dia.

Dengan jutaan orang tinggal di rumah, konsentrasi partikel kecil yang merusak paru-paru turun hampir 15 persen di lebih dari 300 kota di China dalam tiga bulan pertama tahun ini.

Shanghai menyaksikan penurunan emisi hampir 20 persen pada kuartal pertama, sementara di Wuhan, tempat pandemi itu berasal, rata-rata emisi bulanan turun lebih dari sepertiga.

"Penurunan polusi udara pada kuartal pertama tentu saja berarti bahwa target kualitas udara untuk periode musim dingin dipenuhi dengan nyaman, dan memenuhi target untuk 2020 tidak akan memerlukan perbaikan selama sisa tahun ini," kata Lauri Myllyvirta, analis utama Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih.

Sementara sebuah penelitian minggu ini dalam jurnal Science of the Total Environment mengungkapkan, kondisi kesehatan sebelumnya yang membuat Covid-19 begitu berbahaya, termasuk hipertensi dan penyakit jantung, diperburuk oleh paparan polusi dalam jangka panjang.

Makalah lain memperkirakan penurunan kabut asap baru-baru ini dapat mengurangi jumlah kematian terkait polusi dini di China dan India sebanyak 7.400, dan jumlah kasus asma pediatrik sebesar 6.600 dalam dua minggu pertama.

Dan Greenbaum, Presiden Health Effects Institute, mengatakan polusi adalah risiko kesehatan jangka panjang yang tidak akan dipecahkan hanya dengan satu kali kejadian, tetapi perbaikan terbaru setidaknya dapat membangun dukungan untuk udara yang lebih bersih di seluruh dunia.

"Persepsi tentang apa artinya memiliki udara bersih kemungkinan berubah secara radikal sekarang, bisa pergi ke Gerbang India di Delhi dan melihat langit biru," ujar dia.

"Saya tidak dapat membayangkan bahwa orang-orang dengan asma di China, atau orang-orang yang anak-anak mereka menderita asma, tidak melihat peningkatan dramatis," imbuh dia.

Namun, para ahli khawatir penurunan itu akan memberikan kelonggaran bagi China untuk menutup mata terhadap polusi untuk merangsang ekonomi, yang menurun untuk pertama kalinya dalam rekor pada kuartal pertama.

KEYWORD :

Virus Corona Hari Bumi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :