Rabu, 17/04/2024 04:05 WIB

Empat Komoditas Pertanian Jatim Mencatat Prestasi Ekspor

Komoditas yang mengalami permintaan tinggi ialah komoditas sub sektor perkebunan, seperti kopi dan minyak sawit, produk hortikultura dan tanaman pangan lainnya.

Petugas Karantina pertanian sedang melakukan pengecekan produk pertanian yang siap diekspor. (Foto: Kementan)

Surabaya, Jurnas.com - Badan Karantian Pertanian, Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat empat jenis produk pertanian asal Jawa Timur masih terus diekspor di tengah pandemi virus corona (COVID-19).

Produk-produk ini diekspor melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak dan Bandar Udara Juanda sebagai pintu utama ekspor tidak hanya bagi Jawa Timur, namun juga bagi sebagian wilayah timur tanah air yang belum memiliki fasilitas ekspor langsung.

Karantina Pertanian Surabaya mencatat adanya peningkatan permohonan fasilitasi ekspor yang cukup signifikan. Jika, periode Januari-Maret 2019 membukukan 6.325 kali, maka pada periode yang sama tahun 2020 sekitar 9.358.

Komoditas yang mengalami permintaan tinggi ialah komoditas sub sektor perkebunan, seperti kopi dan minyak sawit, produk hortikultura dan tanaman pangan lainnya.

"Ekspor merupakan motor penggerak ekonomi, kita tidak boleh berhenti. Dengan keterbatasan gerak untuk kewaspadaan penyebaran COVID-19, kita harus kerahkan segala upaya dari hulu hingga hilir agar ekspor tetap berlangsung," kata Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan),  Ali Jamil, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (20/4).

Menurut Jamil, hal ini sejalan dengan instruksi Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo agar seluruh jajarannya dan para pemangku kepentingan di bidang pertanian untuk terus bekerja. "Setiap hari warga dunia menunggu kopi, sawit, kelapa, sarang burung wallet (SBW) dan lainnya," ujar Jamil.

Menurt Jamil, selain petani, peternak, pekebun maka petugas karantina pertanian pun yang berada di garda terdepan tetap bertugas untuk memastikan lalu lintas produk pertanian baik didalam dan diluar negeri lancar, sehat dan aman.

Ia mengimbau kepada seluruh pejabat Karantina Pertanian agar tetap siaga dalam melakukan pengawasan dan pengendalian keamanan dan mutu produk pertanian, pangan serta pakan. Sekaligus juga melakukan tugasnya dalam memfasilitasi percepatan ekspor produk pertanian.

"Dalam kondisi pandemi, kesehatan dan keselamatan bekerja bagi petugas diawasi ketat oleh masing-masing pimpinan di unit kerjanya," tambah Jamil.

Lebih lanjut Kepala Karantina Pertanian Surabaya, Musyaffak Fauzi merincin empat komoditas pertanian asal Jatim yang melesat tajam di pada periode Januari-Maret 2020. Masing-masing adalah minyak sawit dengan total volume sebanyak 230,8 ribu ton setara nilai ekonomi Rp2,7 triliun.

"76 negara sekaligus menjadi pasar ekspor komoditas unggulan ini, mulai dari Singapura, MIkronesia, Sinegal, Yunani hingga Rusia," katanya.

Sementara untuk komoditas kopi, laris di 36 negara masing-masing Malaysia, Armenia, Spanyol, Swiss, Qatar dan lain-lain. Dengan total pengiriman 16 ribu ton senilai Rp1,2 triliun.

Untuk ekspor asal hewan, meskipun ada penurunan permohon sertifikasi kesehatan hewan atau health certificate (HC) sebagai persyaratan ekspor negara tujuan sebesar 20,04%. Dimana di tahun 2019 sebanyak 1.926 kali permohonan ekspor di triwulan pertama, tahun ini hanya berhasil membukukan 1.540 permohonan.

amun ada dua produk sub sektor peternakan yang berhasil melapak di pasar ekspor dengan angka tertinggi, yakni SBW dan susu dan produk olahanya, jelas Mussyafak.

Selain Cina, 14 negara lain seperti Australia, Makao, Arab dan lainnya juga membeli SBW asal Jatim. Dengan total 63,8 ton yang setara dengan Rp. 1,3 triliun berhasil diraup para pelaku usaha wallet ini. Sementara untuk susu dan olahannya tercatat sebanyak 1,2 ribu ton dengan nilai Rp. 19,3 milyar yang berhasil masuk kesembilan negara tujuan ekspor.

Saat ini, Barantan terus lakukan perbaikan sistem perkarantinaan, antara lain berupa sinkronisasi dan pertukaran data sertifikasi antar otoritas karantina negara mitra dagang dengan tujuan agar akseptabilitas produk pertanian yang diekspor meningkat, digitalisasi layanan dan meningkatan sarana, prasarana dan SDM perkarantinaan.

"Karpet merah bagi pelaku usaha, khususnya eksportir siap kami berikan. Hal ini menjadi penting, selain untuk meningkatkan kesejahteraan petani selaku produsen dengan nilai tambah yang didapat, juga untuk menambah devisa kita,” tutup Jamil.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Sub Sektor Perkebunan Ekspor Pertanian Jawa Timur




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :